Karyono Wibowo (baju putih)
Jakarta, Jurnas.com – Direktur Charta Politica Yunarto Wijaya menyebut reformasi 1998 terjadi karena krisis ekonomi. Jika tidak ada krisis ekonomi, reformasi yang menggulingkan kekuasaan Orde Baru Soeharto tak akan terjadi.
Pernyataan ini disampaikan Yunarto saat diskusi aktivis 1998 bertajuk: Reformasi Berhasil atau Tidak? Disukusi digelar di Coffe Pren, Graha Pena 98, Kemang, Jakarta Utara.
Mendengar ucapan itu, Direktur Ekskutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengingatkan, Yunarto berkata seperti itu tak lain karena kurang paham terhadap kondisi di era orde baru.
“Yunartu orang baru, belum paham situasi ketika itu. Makanya seolah mendegasikan refornasi 98, tak akan terjadi reformasi jika tak ada krisis. Padahal kalau mengikuti situasi sesungguhnya, kejadian `98 itu hanya nunggu waktu dari rangkaian kejadian dan pergerakan dari periode ke periode saat itu,” ujar Karyono.
Karyono menegaskan, reformasi 98 adalah puncak dari pergerakan masyarakat dan para aktivis. Sebelum 98, ada angkatan 70 an, 90 sampai 98.
“Jadi ini persoalan waktu, dan krisis ekonomi hanya satu faktor, tapi bukan satu satunya faktor yang membuat massa rakyat bergerak,” jelas Karyono.
Ia mengingatkan, sejak reformasi sampai saat ini agenda refermasi terus mengalami fase maju mundur. Hal ini karena para aktivis melepaskan begiti saja, bahkan menyerahkan hasil reformasi pada pihak yang tak punya spirit reformasi. Bahkan kaum kontra refornasi membajak agenda reformasi.
“Maka saya setuju, ke depan eksponen `98 harus berada dalam kekuasaan. Harus menempati posisi strategis negara. Eksponen gerakan `98 sudah mampu berada dalam menggerakkan pemerintahan,” jelas Karyono.
Ia juga menilai banyak kok aktivis 1998 yang bisa dan punya kualifikasi sangat baik untuk mengisi jabatan di kabinet. Bahkan seluruh kabinet bisa diisi aktivis 98.
“Aktivis 98 ada ekonom, ahli hukum dan semuanya ada. Tinggal bagaimana gerakan 98 melakukan konsolidisi. Juga membangun common platform. Bagaimana perjalanan 98, bagaimana mewujudkan agenda refirmasi, dan seterusnya,” tegas Karyono.
Pada kesempatan sama, aktivis 98 dari Trisakti Julianto Hendro mengatakan, pihaknya akan gelar aksi di depan KPU pada tanggal 22, untuk mengawal 84 persen masyaralat yang sudah menggunakan hak pilih Julianto Hendro, aktivis trisakti.
“Hasil pemilu, pemungutan suara pada 17 April itu adalah gerakan masyarakat sesungguhnya. Sebuah Power Peolpe yang menggunakan hak coblosnya. Ini akan kita kawal,”jelas Julianto.
TAGS : Karyono Yunarto Reformasi Aktivis 98
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin