JawaPos.com – Kawasan industri memasuki masa transisi dari generasi ketiga, eco-industrial park, menuju generasi keempat, smart eco industrial park. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan isu terkait smart industry. Sebab, perusahaan dituntut dapat memanfaatkan teknologi pada era Revolusi Industri 4.0.
“Karena itu, kawasan industri perlu didorong untuk membangun infrastruktur digital dan melakukan transformasi digital dalam pengelolaannya sehingga mempermudah komunikasi dan pemberian layanan kepada tenant,” ujar Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Eko S.A. Cahyanto di Jakarta Kamis (3/2).
Eko menegaskan, aspek digitalisasi menjadi salah satu kunci utama dalam transisi menuju kawasan industri generasi keempat tersebut. Penerapannya dimulai dari integrasi infrastruktur secara digital, sistem logistik terintegrasi, pengembangan sumber daya manusia dalam rangka adaptasi industri 4.0, pengembangan digital hub dan pusat inovasi, hingga munculnya sirkulasi ekonomi yang mengusung semangat efisien sumber daya.
Menurut Eko, dalam mengakomodasi perkembangan era digital, perlu dibentuk sebuah kawasan khusus bagi industri digital untuk pemusatan infrastruktur. Terutama telekomunikasi (high-speed broadband) dan penggunaan energi baru terbarukan.
“Contohnya, penggunaan sumber daya air di Waduk Jatiluhur sebagai sumber energi bagi Data Center Indosat. Selain itu, terdapat Nongsa Digital Park di Batam,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa pihaknya bertekad untuk terus mengembangkan jumlah kawasan industri di Indonesia sebagai lokasi investasi yang menarik. Langkah itu diyakini dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Credit: Source link