indopos.co.id – Rekatan kebhinekaan begitu kental termanifestasi dalam balutan lagu dan tari yang ditampilkan dalam sebuah konser mini oleh sekolompok muda-mudi yang tergabung dalam sebuah komunikas bernama Kalkun Community Family (KCF), Jumat (14/8/2020).
Berlatarbelakang suku dan agama yang berbeda-beda, mereka menyatu dalam satu hati dan satu jiwa, mempersembahkan buah-buah kreatifitas dengan tajuk “Bangkit dan berlari”, suatu konsep yang lahir dari pergumulan di masa Pandemi COVID-19 yang mencekik pada beberapa bulan terakhir. Pandemi COVID-19 sama sekali tak membuat mereka mengeluh dan pasrah atas keadaan.
Sebaliknya justru memaksa para personil KCF mengotimalisasi potensi bermusik mereka dengan merilis 30 lagu orisinal yang dicipta dan diaransemen begitu apik selama masa pandemi.
Menariknya, ke 30 lagu tersebut diciptakan oleh 18 orang yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman mencipta lagu meski telah belasan dan puluhan tahun bergelut di dunia musik.
Malam itu terasa begitu spesial buat mereka karena menjadi momentum perayaan hari ulang tahun New Hunter Pub ke-14, tempat mereka mengaktualisasi diri lewat musik, sekaligus menyambut dirgahayu kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ke-75.
“Kami membuktikan dalam kondisi apapun, jika kita berusaha maka akan membawa hasil. Ini hanya langkah awal untuk karya besar yang lebih fenomenal,” kata Iskandar, Ketua KCF sekaligus gitaris dan aranger musik Toton Band, band pengiring lagu-lagu ciptaan mereka.
Mengikat dan Mengangkat
Pembina KCF yang juga owner New Hunter Pub Rudolf Naibaho pun berkisah bahwa awalnya konsep “Bangkit dan Berlari” lagir dari keterpurukan dunia pariwisata sebagai danpak dari Pandemi COVID-19. Keputusan pemerintah menutup tempat-tempat hiburan berdampak pada vakumnya aktifitas di New Hunter.
Tak mau berpangku tangan, Rudolf kemudian berinisiatif mengajak, menggerakkan dan menstimulasi rekan-rekannya untuk mengoptimalisasi kemampuan mereka dalam bermusik dan mencipta lagu. Setiap individu “dipaksa” mencipta lagu sesuai genre dan karakter bermusik mereka masing-masing
Rangsangan motivasi itu ternyata berbuah manis. Terhitung tak lebih dari tiga bulan, atau lebih tepatnya sejak bulan Mei, 30 lagu orisinal pun tercipta dengan beragam genre musik yang melatarbelakanginya seperti, pop, rock, jazz, reggae, religi, dan tentunya tak lupa sentuhan musik daerah Batak yang menjadi identitas New Hunter Pub.
“Pandemi memang mencekik. Tapi kami bersepakat untuk saling topang menopang, mengikat dan mengakat,” ucap Rudolf.
Dijelaskan Rudolf, KCF sendiri adalah sebuah komunitas lintas agama dan budaya yang direkatkan oleh keragaman atau kebhinekaan. Tak ayal komunitas itu kemudian berisikan individ-individu dari bergagai suku bangsa seperti, Batak, Minang, Sunda, Jawa, maupun Bugis.
Keberagaman ini pula menurut Rudolf yang kemudian menjadi sumber kekuatan bagi KCF untuk menunjukkan eksistensi diri dan memberi warna baru dalam blantika musik Indonesia.
Beberapa lagu ciptaan tersebut antara lain Bangkit dan Berlari, Satu Jiwa Indonesia, Hinorhoni Tangiang, Dolok Sanggul Nauli, Senandung Jalanan, dan Bila Sampai di Sini.
Mengutip istilah “Rampok…..” yang dipopulerkan salah satu juri Indonesian Idol Bebi Romeo dalam mengungkapkan kekagumannya atas kualitas seorang penyanyi, tak berlebihan rasanya jika istilah tersebut diduplikasi bagi kualitas lagu dan aransemen musik yang ditampilkan oleh KCF.
Perwakilan PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia) serta PABRI (Persatuan Artis Batak Indonesia) yang menyaksikan langsung penampilan KCF di New Hunter Pub mengacungkan jempol dan apresiasi.
Benny Ashar dan Demmy.M mewakili SKB Pappri menegaskan apresiasi setinggi-tingginya terhadap KCF yang mau dan mampu terus berkarya, terkhusus di tengah pandemi corona. KCF disebutnya Benny bisa menjadi embrio bagi lahirnya pencipta-pencipta lagu baru dalam belantika musik nasional.
“Dari sisi musikalitas bagus. Begitu pula lagu yang bernafaskan nasionalisme (Satu Jiwa
Indonesia), menurut saya itu sangat mulia,” kata Demmy.
“Secara keseluruhan saya acungi jempol. Teruslah berkarya,” Benny Ashar menimpali.
Setali tiga uang, Ketua Umum PARBI Andi Situmorang menyatakan kebanggaannya terhadap KCF yang tidak berhenti berkreasi dan berkreatifitas di tengah pandemi corona yang bagi sebagian orang lebih memilih berdiam diri.
“Saya yakin dan percaya KCF bisa terus berkarya untuk maju dan terus maju,” tutupnya.(mdo)
Credit: Source link