Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memberikan konferensi pers menjelang pertemuan para menteri luar negeri di markas NATO di Brussels pada hari Selasa. Foto oleh Olivier Hoslet / EPA-EFE
London, Jurnas.com – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) gerah dengan kebangkitan kekuatan militer China. Hal ini bakal berdampak terhadap keamanan kawasan Asia terkait sengketa di Laut China Selatan.
“Kami sudah memantau kekuatan China dan dampaknya terhadap seluruh sekutu. China adalah negara dengan anggaran pertahanan kedua terbesar di dunia. Mereka saat ini memperlihatkan kekuatannya dan membangun persenjataan seperti rudal jarak jauh yang bisa mencapai Eropa dan Amerika Serikat,” kata Sekretaris Jenderal NATO, Jen Stoltenberg, di London, Rabu (4/12/2019).
Anggota NATO harus menanggapi masalah ini dengan serius. NATO juga dilaporkan akan merumuskan bagaimana sikap mereka untuk mendekati China dengan dalih melindungi kepentingan dunia.
KTT NATO seharusnya hanya membahas masalah berkaitan dengan Eropa dan Amerika. Namun, China dimasukkan ke dalam pembahasan karena NATO menganggap pengaruh negara itu semakin kuat.
Stoltenberg menekankan NATO tidak akan berusaha berhadapan dengan China, tetapi lebih memilih menganalisa dan memahami perilaku untuk mengimbangi manuver Negeri Tirai Bambu.
China saat ini memang sedang menggenjot produksi alat utama sistem persenjataan mereka. Mulai dari matra darat, laut dan udara.
Mereka membangun kendaraan lapis baja, kapal perang, kapal induk, kapal selam, rudal jelajah, sampai pesawat tempur siluman.
China juga menyulap gugus pulau di Laut China Selatan menjadi pangkalan militer dengan cara reklamasi. Hal itu membuat militer mereka menjelajah di kawasan yang menjadi salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.
TAGS : News NATO Militer China
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/63420/Kebangkitan-Militer-China-Buat-NATO-Gerah/