MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung, membahas sistem pengaliran Air PDAM di wilayah Kuta Selatan. Pasalnya, kawasan seperti wilayah Jimbaran, Ungasan dan Pecatu hingga kini belum diimbangi dengan ketersediaan air bersih yang dipasok oleh PDAM Tirta Mangutama.
Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa mengatakan, pembangunan yang begitu pesat di daerah Kuta Selatan khususnya Jimbaran, Ungasan dan Pecatu membutuhkan ketersediaan air bersih yang dipasok oleh PDAM Tirta Mangutama. “Baru tersedia 500 liter/detik yang diambil dari estuari DAM Suwung didorong ke daerah Ungasan dan dilanjutkan ke Reservoir yang ada di Pecatu untuk selanjutnya dialirkan ke masyarakat secara estafet,” ujar Wabup Suiasa saat menerima audiensi jajaran PDAM Tirta Mangutama di Puspem Badung, Kamis (31/8).
Menurutnya, seiring perkembangan pembangunan, air sudah banyak terpakai sebelum sampai ke Pecatu. Hal ini akan mengakibatkan semakin kecilnya debit air yang sampai ke Pecatu, sehingga perlu penambahan untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan air bersih masyarakat Pecatu.
“Dalam jangka pendek akan dilakukan dengan penambahan pompa dari jumlah existing 10 pompa menjadi 11 pompa, sehingga masyarakat mendapatkan suplai air secara merata,” katanya.
Politisi asal Pecatu, Kuta Selatan ini mengakui, infrastruktur PDAM yang tersedia berupa jaringan pipa yang terpasang di awal kapasitasnya masih kecil, sehingga tidak dapat menampung atau mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan saat ini. Seperti pada wilayah-wilayah yang memang rawan air bersih.
“Tampaknya pipa distribusinya masih kecil tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat yang mesti dilayani,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya memerintahkan agar PDAM membuat analisa dan kajian dan langkah-langkah strategis secara komprehensif baik untuk jangka pendek hingga akhir tahun 2023. Termasuk juga jangka menengah dikerjakan tahun 2024 dan jangka panjang secara berkelanjutan dengan memprediksi pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di daerah Kuta Selatan, khususnya di daerah Jimbaran, Ungasan dan Pecatu.
“Apa yang akan dilakukan ke depan harus sudah diketahui, jangan sampai baru muncul masalah baru dilakukan,” tegasnya.
Wabup Suiasa sepakat untuk jangka pendek, khususnya di desa Pecatu debit air agar ditingkatkan dari 500 liter/detik menjadi 750 liter/detik dengan melibatkan pihak ketiga, sehingga akhir tahun 2023 masalah debit air sudah bisa ditangani.
“Dengan penambahan debit air harus diimbangi dengan penambahan jaringan infrastruktur perpipaan, mesin pendorongnya sehingga semua bisa saling mendukung,” ucapnya.
Terkait dengan pendanaan untuk kegiatan 2023, kata Wabup Suiasa akan dibebankan pada PDAM Tirta Mangutama. Sedangkan, untuk kegiatan pembangunan Reservoir pada tahun 2024 akan dialokasikan pada APBD Kabupaten Badung.
Direktur Teknis Made Suarsa tak menampik, kondisi PDAM di daerah Kuta Selatan khususnya wilayah Jimbaran, Ungasan dan Pecatu memang mengalami permasalahan. “Kami akan melakukan penambahan pompa pendorong dari estuari DAM Suwung ke Reservoir Ungasan sampai ke Pecatu. Saat ini untuk di Pecatu sudah dipasang Pompa Booster, namun belum bisa dioperasikan karena masih menunggu pasokan Listrik dari PLN,” jelasnya.
Selain itu, dua pompa booster lagi akan dipasang di estuari DAM Suwung dan Reservoir di Ungasan. Untuk tahun 2024 akan dibangun lagi tiga reservoir di daerah Sekitar Pura Uluwatu, Desa Pecatu dan Labuan Sait, sehingga total akan ada empat reservoir di Desa Pecatu. “Di samping juga menambahkan jaringan baru sehingga distribusi air bisa berjalan lancar dan maksimal,” pungkasnya. (Parwata/balipost)
Credit: Source link