Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo RW 4, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, bisa menjadi percontohan dalam mencegah penularan Covid-19. Di sana pernah muncul lonjakan kasus sampai 60 orang terpapar virus korona. Namun, kini sudah nol kasus. Kuncinya adalah penegakan protokol kesehatan (prokes) yang tidak pandang bulu.
UMAR WIRAHADI, Surabaya
WAKTU sudah menunjukkan pukul 22.00 Sabtu (23/1). Namun, orang yang ditunggu-tunggu tidak juga muncul. Padahal, sesuai aturan, tamu yang datang di atas pukul 21.00 hanya diperbolehkan berkunjung maksimal selama 15 menit. ’’Begitu ada orang dari luar RW yang datang, aturan itu sudah kami sampaikan,’’ tutur Yosafat Setiawan kepada Jawa Pos kemarin (29/1).
Dia merupakan anggota Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo RW 4, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari. Sampai pukul 22.30, yang bersangkutan belum juga keluar. Yosafat dan empat rekannya pun sepakat mendatangi rumah yang dikunjungi tamu tersebut. Lokasinya berada di RT 5. Tidak jauh dari pos penjagaan di Jalan Kedungdoro.
Rupanya rumah yang dikunjungi tamu itu adalah kos-kosan. Supaya lebih keren, warga menyebutnya apartemen. ’’Apartemen’’ adalah sebutan untuk rumah kos yang biasanya disewa perempuan yang bekerja di tempat rekreasi hiburan umum (RHU). Mulai diskotek, bar, hingga tempat karaoke. Nah, saat digeruduk anggota satgas, pria yang jadi tamu itu terpaksa cepat-cepat keluar. ’’Sempat juga protes. Tapi, kami punya aturan yang kuat,’’ ujar pemuda 19 tahun itu, lalu tertawa.
Anggota satgas memang kerap mendatangi beberapa apartemen di area tersebut. Pelanggarannya sama. Jika sang tamu melebihi jam kunjung, mereka langsung bertindak. Akibatnya, banyak perempuan pekerja RHU yang pindah ’’apartemen’’. Mereka merasa tidak nyaman karena sering kali menjadi sasaran satgas. Apalagi saat awal masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada April 2020. ’’Dulu jumlahnya lebih dari 50-an orang. Sekarang mungkin tinggal 20-an saja. Sehingga banyak kamar apartemen yang kosong,’’ tutur anggota satgas RW 4 Budi Santoso.
Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo RW 4, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, dikenal disiplin dalam menjaga prokes. Bahkan, sejak Covid-19 diumumkan masuk Indonesia pada awal Maret, RW 4 langsung bergerak cepat. Mereka membentuk Relavid-19. Itu adalah singkatan dari Relawan Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19.
’’Anggotanya ya warga sendiri. Ini murni inisiatif kita,’’ tutur Ketua Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo RW 4, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, Eko Sulistyo.
Nah, sejak Satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dibentuk April 2020, pihaknya makin semangat. Mereka membentuk empat satgas internal sekaligus. Yaitu, Satgas Wani Jogo, Wani Ngandani, Wani Sehat, dan Satgas Wani Sejahtera. Masing-masing anggota satgas punya tugas sesuai fungsinya.
Satgas Wani Jogo, misalnya. Mereka bertanggung jawab terhadap penjagaan di posko pengamanan. Para tamu yang masuk area kampung wajib meninggalkan bukti identitas KTP. Yang terpenting, mereka juga harus bisa memperlihatkan dokumen rapid test yang menunjukkan keterangan nonreaktif.
Baca Juga: Tak Ada Pajak Baru untuk Pulsa, Kartu Perdana, Token Listrik, Voucer
’’Waktu itu kami tidak memberikan toleransi kepada siapa pun,’’ imbuhnya.
Karena penjagaan yang ketat itu, tidak sedikit orang yang memprotes. Satgas kerap kali terlibat cekcok mulut. Baik dengan warga sendiri maupun tamu dari luar. Satgas, misalnya, kerap adu mulut gara-gara mengingatkan warga untuk tetap memakai masker.
Nah, seiring waktu, Eko mengakui tingkat penjagaan prokes kini menurun. Namun, dia bersyukur karena pengetatan yang dilakukan pada masa-masa awal berhasil menurunkan jumlah kasus. Pada 2020 sedikitnya ada 60 warga yang terpapar. Baik yang positif melalui hasil tes swab maupun yang menunjukkan gejala reaktif lewat rapid test. Namun, saat ini RW 4 tercatat memiliki nol kasus. ’’Alhamdulillah. Semua warga yang pernah dinyatakan positif sekarang sudah sembuh,’’ tutur pria 42 tahun itu.
Saksikan video menarik berikut ini:
Credit: Source link