Di Indonesia ada 9 juta sudah menderita stunting dan jumlah itu masih berjalan (Foto: Ecka Pramita)
Jakarta – Mendeteksi potensi stunting sangat penting, karena perjalanan bayi masih panjang, masih bisa diubah. Di Indonesia ada 9 juta sudah menderita stunting dan jumlah itu masih berjalan, jumlah itu adalah 37 persen atau sepertiga anak-anak dengan usia di bawah 5 tahun.
Saat ini sangat diperlukan koordinasi diperkuat dan sinergi dilakukan, agar jumlah tersebut bisa turun. Pemerintah dan para stakeholders juga bisa meningkatkan upaya agar bisa menjaga 4,5-4,7 juta anak yang lahir per tahun itu bisa tidak terkena stunting.
Jumlah 37 persen itu adalah beban yang sangat besar, padahal di China di bawah 10 persen anak kena stunting dengan jumlah penduduk di atas 1,3 miliar. Sementara Indonesia butuh perjuangan untuk mengurangi persentase menjadi 28 persen lalu di bawah 10 persen.
Lalu, realisasi apa saja yang sudah dilakukan dan akan dilakukan untuk mengejar target menurunkan tingkat stunting dari 37 persen menjadi di bawah 20 persen?
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Bappenas Subandi Sardjoko mengatakan beberapa program dan langkah sudah dilakukan yakni intervensi gizi sensitif dikoordinasi oleh beberapa kemneterian, misalnya Kementerian PUPR dengan melakukan penyediaan air bersih dan sanitasi.
Lalu BPOM mengawasi makanan dan obat, dan sebagainya, lalu ada program pemerintah untuk wajib menyediakan vitamin A di minyak goreng. Kementerian Agama bertanggungjawab dalam hal edukasi reproduksi pada saat proses pernikahan.
“Kementerian Kesehatan bertanggungjawab untuk strategi intervensi gizi spesifik, suplementasi gizi makro dan mikro, promosi ASI ekslusif, surveilans gizi, kampanye gizi seimbang, kelas ibu hamil, obat cacing penanganan keurangan gizi dan JKN,” ujarnya dalam Seminar Strategi Multi Sektor dalam Penanganan Stunting di Jakarta, Selasa (14/8).
Sementara itu sektor utama Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan untuk penanggulangan stunting yakni pencegahan sejak 1000 hari pertama kehidupan (saat bayi lahir) dan jika sudah terdeteksi berarti masuk penanganan yakni dengan melakukan stimulasi pengasuhan pendidikan berkelanjutan.
“Kalau hanya memantau pertumbuhan saja tidak cukup karena pertumbuhan sel otak juga tergantung juga stimulasi motorik kasar, halus, dan sosial kultural. Tantangan masalah stunting adalah kognitif, jadi tidak hanya fisik,” imbuhnya.
Kemenkes sejauh ini juga sudah melakukan aksi intervensi spesifik dan sensitif pencegahan stunting yakni :Gizi spesifik dengan pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, calon pengantin, ibuhamil, lalu promosi dan kampenye tablet tambah darah, kelas ibu hamil, pemberian kelambu berinsektisida dan pengotaban bagi ibu hamil.
TAGS : Stunting Target Penurunan Kementerian Kesehatan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/39390/Kejar-Target-Penurunan-Stunting-Hingga-20-Persen/