Keluarga Nelson Mandela
Ankara – Dua anggota keluarga pemimpin anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela berjanji untuk melantangkan suara mereka untuk wanita Suriah yang dipenjara oleh rezim Bashar al-Assad.
Ribuan wanita Suriah hingga kini terus mendekam di penjara di daerah yang dikuasai rezim dengan menderita siksaan, termasuk pemerkosaan.
Rayne Rose Mandela-Perry dan Nodiyala Mandela, menantu dan cucu Nelson Mandela, berbicara tentang pengalaman mereka dalam sebuah konvoi wanita yang berangkat dari Istanbul pada Selasa untuk melakukan demonstrasi pelanggaran hak asasi manusia dari wanita-wanita yang dipenjara tersebut.
Mandela-Perry mentakan, “Pesan saya untuk wanita Suriah adalah mereka harus tetap tegar dan berharap yang terbaik akan terjadi.”
“Ketika Mandela dipenjara ia hanya bersikap positif dan berkata pada dirinya sendiri: `Saya akan pergi dari sini`. Apa pun yang Anda pikirkan, dan bila Anda kuat, dan Anda percaya pada apa yang Anda katakan, itu akan terjadi.” kata dia.
“Kita harus meneruskan konvoi ini dan terus melanjutkan,” sambungnya.
Mandela merupakan presiden kulit hitam pertama Afrika yang menghabiskan 27 tahun masa hidupnya di dalam penjara
Saat ini, lebih dari 6.700 wanita, 400 di antaranya adalah anak perempuan ditahan di penjara yang dikelola oleh pasukan rezim, menurut sebuah pernyataan oleh Konvoi Nurani.
Suriah telah dikepung dalam perang sipil yang menghancurkan warganya sejak Maret 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak demonstrasi pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.
Sementara itu, pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan ratusan ribu orang terbunuh dalam konflik tersebut dan pejabat rezim Suriah mengatakan jumlah korban tewas mendekati 10ribu orang. (aa)
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/30406/Keluarga-Mandela-Teriak-Kebebasan-Suriah/