Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo (Foto: BKKP)
Jakarta, Jurnas.com – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemristek/BRIN) menyediakan dana sebesar Rp2 miliar, untuk mendorong para diaspora Indonesia melakukan riset mengenai virus corona baru (Covid-19).
Disampaikan oleh Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro, waktu pengajuan proposal riset berdurasi selama tiga tahun tersebut telah dibuka 17 Februari 2020 lalu, dan akan berakhir pada 30 Mei 2020 pukul 15.00 WIB nanti.
“Skema riset inovasi diaspora ini kita harapkan jadi program yang berlangsung tiap tahun. Namun karena tahun ini kita sedang menghadapi Covid-19, maka khusus untuk proposal yang disubmit tahun ini, harus terkait dengan Covid-19,” kata Menristek/BRIN dalam konferensi video pada Kamis (9/4) malam, yang diikuti oleh lebih dari 165 diaspora di seluruh dunia.
Namun Bambang menggarisbawahi, proposal riset yang diterima nantinya tidak hanya dari bidang farmasi, kesehatan, maupun kimia, yang memang berhubungan langsung dengan penanganan Covid-19.
Karena riset ini juga diharapkan dapat memecahkan persoalan Covid-19 di masa mendatang, lanjut dia, maka perlu pendekatan dari berbagai disiplin keilmuan, termasuk ekonomi bisnis, dan sejarah.
“Sejarah ternyata ada kaiatnnya. Ada yang mengaitkan dengan fenomena 100 tahun di mana dulu wabah Flu Spanyol menewaskan jutaan orang. Pertanyaan simpelnya apakah ini sejarah berulang, atau ada sesuatu yang membuat dunia itu tiap 100 tahun berubah. Ini tentu tidak bisa kita anggap enteng,” jelas dia.
Bambang juga memastikan bahwa riset yang dilakukan diaspora tidak tumpang tindih dengan penelitian yang saat ini sedang dilakukan oleh Konsorsium Riset Penanganan Covid-19.
Menurut dia, konsorsium dibentuk untuk memenuhi kebutuhan yang harus diselesaikan dalam jangka pendek, seperti vaksin, portable ventilator, dan suplemen.
“Maka akan kita lihat proposal. Kalau tidak ada yang baru, tidak kita terima. Saya lihat kebutuhan jangka panjang dan lebih basic, menemukan obat yang lebih tepat, treatmennya apakah menggunakan stem cell atau protoplasma, itu kan terbuka,” tandas dia.
Diketahui, dana riset ini akan diserap dari pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan dikelola oleh Dana Ilmu Pengetahun Indonesia (DIPI), yang bekerja sama dengan Diretorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemristek/BRIN.
TAGS : Riset Covid-19 Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro Diaspora Indonesia
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/70340/Kemristek-BRIN-Beri-Rp2-Miliar-per-Tahun-untuk-Riset-Covid-19/