JawaPos.com – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) makin sering berulah di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Terakhir, mereka membakar sekolah dan puskemas. Berdasar data Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, kelompok tersebut melakukan itu lantaran semakin tersudut. Mereka tidak beraksi di wilayah lain lantaran ruang geraknya semakin sempit.
Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menyatakan, KKB tidak hanya tersudutkan karena tindakan yang sudah dilakukan aparat keamanan. Mereka juga tidak lagi mendapat dukungan masyarakat. Di Puncak pun, KKB sudah ditinggalkan masyarakat. Sebab, mereka berkali-kali menebar teror. Saat ini Suriastawa menuturkan, KKB tengah mencari tempat yang bisa mereka jadikan area berlindung. ’’Untuk mempertahankan diri,’’ ungkapnya.
Dia memastikan, aparat TNI dan Polri tidak akan berhenti mengejar KKB. Pasukan dari tiga kodam siap dikerahkan ke Papua. Yakni, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro, dan Kodam V/Brawijaya. Mereka dipersiapkan jauh hari untuk mengisi pos-pos di perbatasan Papua–Papua Nugini. ’’Kami akan mengejar, menangkap pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, baik kepada masyarakat Papua maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan,’’ terang Suriastawa.
Dia menegaskan kembali bahwa keputusan pemerintah menjadikan KKB sebagai organisasi teroris sudah tepat. Sebab, ulah kelompok tersebut sangat kejam. ’’Mereka selalu melakukan teror berupa pembunuhan, kekerasan bersenjata yang menyasar aparat dan masyarakat sipil, serta perusakan sarana umum dengan membakar sekolah, puskesmas, dan lain-lain,’’ jelasnya. Data yang dibeberkan pemerintah membuktikan hal itu. Sebanyak 120 korban luka-luka dari aksi KKB tiga tahun belakangan didominasi masyarakat sipil. Sementara itu, korban meninggal dunia mencapai 95 orang. Lebih banyak masyarakat sipil ketimbang aparat TNI dan Polri.
Baca juga: KKB Bakar Puskesmas-Sekolah, Kapolda Papua: TNI-Polri Tak Akan Mundur!
Abelom Kogoya, kepala suku di Kampung Kinak, Ilaga Utara, menyatakan bahwa dirinya sempat diancam oleh kelompok tersebut. Tidak tanggung-tanggung, ancamannya tembak mati. Beruntung, dia bisa selamat. Dia meminta masyarakat di Puncak lebih hati-hati. Abelom juga mengharapkan masyarakat tidak mudah dihasut oleh KKB.
Credit: Source link