Ketegangan AS Dengan China Segera Mencair

(dari kiri) Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden AS Joe Biden, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan ke menuju lokasi upacara peletakan karangan bunga di Peace Memorial Park sebagai bagian dari KTT G7, di Hiroshima, Jepang (19/5/2023). KTT G7 akan berlangsung pada 19 – 21 Mei 2023. (BP/Ant)

HIROSHIMA, BALIPOST.com – Ketegangan yang meningkat antara AS dengan China akan “segera mencair”. Keyakinan ini disampaikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam sebuah konferensi pers di Hiroshima, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (22/5).

Biden menyatakan, kekecewaannya bahwa insiden balon mata-mata China pada awal tahun merusak momentum untuk memfasilitasi komunikasi antara pejabat senior kedua negara.

Dia mengatakan, perjanjian sebelumnya dengan Presiden China Xi Jinping mengenai pentingnya menerapkan hotline militer dengan cepat memburuk setelah kontroversi balon ketika ketegangan meningkat. “Saya pikir Anda akan melihat keadaan itu akan mencair secepatnya,” kata Biden sebelum meninggalkan kota di Jepang itu, dimana ia menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) Kelompok Tujuh dan mengadakan pertemuan dengan banyak pemimpin negara, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Pada awal Februari, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken secara mendadak menunda rencananya mengunjungi Beijing setelah Washington mendeteksi apa yang digambarkan sebagai balon mata-mata China yang bergerak di atas wilayah sensitif benua AS.

Perjalanan itu dimaksudkan untuk tindak lanjut pertemuan tatap muka Biden dan Xi Jinping pada November tahun lalu. Hal itu akan menjadi kunjungan pejabat setingkat menteri pertama ke China dari Washington sejak awal pemerintahan AS saat ini pada tahun 2021.

Tidak ada tanda-tanda ketegangan mereda, tetapi Penasehat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan dan Wang Yi, diplomat tertinggi China, mengadakan diskusi “bebas” selama berjam-jam mengenai isu utama di Wina pada awal bulan ini.

Saat itu, Pemerintah AS dan China mengatakan mereka setuju untuk tetap membuka jalur komunikasi.

Dalam konferensi pers sebelum kepulangannya, Biden juga menyebutkan Taiwan, sumber utama perselisihan China dengan AS. Dia menekankan bahwa kebijakan berabad-abad Washington mengenai pulau demokratis itu tak berubah, menunjukkan AS tidak mengharapkan Taiwan akan “secara independen” mendeklarasikan wilayahnya, negara berdaulat dan merdeka.

Ia menambahkan “Kami akan terus menempatkan Taiwan dimana mereka dapat membela diri mereka dan ada pemahaman yang jelas di antara sekutu kami bahwa faktanya jika China bertindak sepihak, mereka akan merespon.

Mengenang masa empat hari di Hiroshima, Biden mengatakan berada di kota itu dan mengunjungi sejumlah tempat seperti Museum Peringatan Perdamaian merupakan sebuah “pengingat yang kuat akan kenyataan perang nuklir yang menghancurkan dan tanggung jawab kita bersama untuk tidak pernah menghentikan upaya kita membangun perdamaian.”

Biden mengatakan dia dan pemimpin G-7 lainnya menegaskan bahwa komitmen untuk terus bekerja menuju dunia yang bebas dari ancaman senjata nuklir. (Kmb/Balipost)

Credit: Source link