Ketum PPP Romahurmuziy
Jakarta – Isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) kerap dimanfaatkan oleh kelompok radikal hanya untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu, isu hoax soal SARA harus dilawan.
Demikian disampaikan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy saat menjadi Khotib sholat Idul Adha, di Alun-alun Kebumen, Jumat (1/9). Dalam Khotbahnya, Romi mengingatkan akan bahayanya berita hoax yang kerap ditemukan di media sosial (Medsos).
Menurutnya, isu sensitif seperti SARA dengan sengaja diviralkan di Medsos untuk menggangu kedamaian dan kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Hoax sering kali dimanfaatkan kelompok radikal dan kelompok tidak bertanggung jawab untuk memprovokasi yang merusak kedamaian dan kebhinekaan NKRI,” kata Romi.
Romi yang merupakan putra pendiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) K.H. Tolchah Mansoer mengatakan, isu hoax jika dibiarkan akan menjadi ancaman nyata bagi dinamika ekonomi dan politik yang berpotensi menimbulkan kegaduhan besar.
“Berita hoax harus dilawan untuk menjaga kebhinekaan dan kedaulatan NKRI,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Romi mengingatkan agar seluruh warga negara tetap waspada dan mengantisipasi penyebaran isu hoax yang dapat memcah belah persatuan.
Menurutnya, untuk menangkal berita palsu atau hoax dapat dilakukan dengan cara tabayun atau klarifikasi, menghidupkan nalar, memvalidasi secara masuk akal sehat dalam konteks ajaran Islam dari setiap informasi yang diterima.
“Tetapi jika belum jelas kebenaran dan manfaatnya, sebaiknya tidak melakukan apapun. Apalagi men-share kepada orang lain karena menimbulkan kemudharatan,” terang Romi.
Diketahui, dalam rangka menyambut hari raya Idul Adha, Romi berbagi hewan qurban dibeberapa wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Romi menyerahkan langsung hewan qurban berupa seekor sapi jenis peranakan ongole kepada takmir Masjid Agung Kauman, Kebumen.
TAGS : Berita Hoax Saracen Ketum PPP Romahurmuziy
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/21102/Ketum-PPP-Hoax-Harus-Dilawan/