Pertumbuhan ekonomi di Asia diyakini lebih baik ketimbang negara-negara maju tahun ini. Lantas, bagaimana peluang investasi pada pasar saham di kawasan tersebut, terutama yang syariah?
—
DI tengah ancaman melambatnya pertumbuhan global tahun ini, penurunan pertumbuhan di Asia diproyeksikan lebih kecil jika dibandingkan dengan negara maju. Investment specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha menjelaskan, ada beberapa faktor yang menjadi penyangga. ”Di antaranya, tingkat inflasi yang lebih rendah, kenaikan suku bunga yang relatif lebih kecil, dan normalisasi aktivitas ekonomi setelah membaiknya pandemi,” ujarnya.
Secara historis, ekonomi Asia diuntungkan kebijakan moneter akomodatif Amerika Serikat (AS) dan perekonomian Tiongkok yang kuat. ”Kondisi tersebut diperkirakan dapat terjadi di 2023 dan berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar Asia,” katanya.
Peluang pertumbuhan itu dapat dimanfaatkan para investor. Caranya, mengalokasikan sebagian portofolio pada investasi di pasar saham kawasan ini.
”Jangan lupa lakukan diversifikasi dengan berinvestasi di beragam negara dan sektor untuk menjaga tingkat risiko portofolio. Potensi imbal hasil investasi di pasar saham tentu dapat lebih tinggi daripada sekadar simpanan dolar AS (USD),” jelasnya.
Namun, lanjut dia, perlu diingat dalam investasi berlaku hukum high risk high return. Jadi, sesuaikan alokasi portofolio dengan profil risiko dan tujuan finansial. Dimas menyatakan, reksa dana saham syariah offshore merupakan alternatif yang dapat dipilih para investor.
”Portofolionya terdiri atas saham-saham perusahaan Asia terdepan berskala global dengan pendapatan mancanegara. Serta, tema investasi terkini seperti digitalisasi, otomatisasi, energi baru terbarukan, teknologi kesehatan, dan kendaraan listrik,” paparnya.
Sebagai contoh, sejak 1 Januari hingga 14 Februari 2023 (YTD 14 Februari 2023), reksa dana Manulife Saham Syariah Asia-Pasifik Dolar AS (MANSYAF) memberikan imbal hasil 7,01 persen. Portofolio MANSYAF berisi berbagai saham milik perusahaan-perusahaan di berbagai negara di kawasan Asia (kecuali Jepang).
Selain itu, ada reksa dana Manulife Saham Syariah Golden Asia Dolar AS (MAGOLD) yang memberikan imbal hasil 4,51 persen YTD 14 Februari 2023. MAGOLD berinvestasi pada dua perekonomian terbesar di kawasan negara berkembang, yaitu Tiongkok dan India.
Terlebih, sebagai kawasan dengan jumlah populasi terbesar di dunia, kontribusi Asia terhadap perekonomian global terus meningkat, dari 27 persen pada 2000 menjadi 37 persen di 2021. Angka itu diperkirakan terus meningkat ke depannya. Bahkan, India, Tiongkok, dan negara-negara Asia Tenggara memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada 2023. Masing-masing sebesar 6,1 persen; 5,2 persen; dan 4,5 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 3,1 persen.
Chief Economist & Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan menyatakan, kondisi di pasar Asia berbeda dengan pasar global. ”Di kawasan Asia justru terjadi perbaikan sentimen. Risiko resesi negara-negara di kawasan Asia juga lebih rendah,” ungkapnya.
Hal itu disebabkan relatif rendahnya kenaikan suku bunga di kawasan pada tahun lalu dan inflasi pun relatif lebih terkendali. Selain itu, relaksasi kebijakan zero Covid-19 di Tiongkok membawa dampak positif yang berantai bagi ekonomi Asia. Nilai tukar mata uang negara-negara di kawasan itu mulai tertopang dengan meredanya penguatan USD.
”Perbaikan sentimen di kawasan Asia justru mendorong terjadinya perpindahan investor dari kawasan yang sudah berkinerja unggul menuju kawasan yang dianggap telah jenuh jual (oversold). Efeknya dirasakan di pasar saham,” tuturnya.
REKSA DANA SAHAM SYARIAH ASIA
– Merupakan alternatif investasi yang bisa dilirik.
– Investor bisa mengalokasikan sebagian portofolio pada investasi di pasar saham kawasan Asia.
– Pertumbuhan kawasan Asia-Pasifik yang diramal lebih baik daripada negara-negara maju.
Portofolio Bidang Perusahaan yang Diincar
– Digitalisasi
– Otomatisasi
– Energi baru terbarukan
– Teknologi kesehatan
– Kendaraan listrik
– Skala global
Sumber: MAMI
Credit: Source link