JawaPos.com – Konflik antara Ukraina dan Rusia masih belum mereda, malah tensinya semakin meningkat. Hal ini pun akan berpengaruh pada sejumlah sektor, salah satunya adalah dampak terhadap perekonomian global.
Asisten Peneliti Departemen Ekonomi Centre for Stategic and International Studies (CSIS) Lestary J. Barany mengatakan bahwa faktor yang akan mempengaruhi perekonomian global berasal dari jalur perdagangan.
“Transmisi dari dampak konflik ini dapat melalui beberapa hal, ada lonjakan harga komoditas yang ini mungkin bisa dibilang direct impact-nya, lalu juga lonjakan harga energi dan juga shock pada supply chain,” ungkap dia dalam webinar, Rabu (2/3).
Kombinasi dari ketiga hal ini, kata dia akan menambah tekanan bagi perekonomian global, termasuk Indonesia yang saat ini masih dalam pandemi. Bahkan, ini juga akan memberikan tekanan pada finansial karena utang pun semakin membengkak.
Adapun, penelitian dari Oxford Economics menunjukkan bahwa krisis Ukraina dan Rusia ini diperkirakan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi global, yakni diestimasikan akan turun sekitar 0,2 persen. Hal ini terjadi bukan hanya dari invasi, tetapi juga sanksi perdagangan yang diberikan untuk Rusia.
Salah satunya adalah pada sektor energi, negara Eropa ini merupakan konsumen utama daripada gas yang diimpor dari Rusia. Jadi, apabila konflik ini terus berlanjut, proyeksi pertumbuhan perekonomian minus 0,2 persen akan benar-benar terjadi.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Saifan Zaking
Credit: Source link