Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Haidar Alwi saat kongres I Perkasa
Jakarta, Jurnas.com – Para tukang bangunan seluruh Indonesia kini memiliki wadah bernama Perkumpulan Tukang Bangunan Indonesia (PERKASA).
Ketua Pembina Perkumpulan Tukang Bangunan Indonesia (PERKASA) Haidar Alwi mengatakan, wadah para tukang ini dibentuk untuk melindungi para tukang dari serangan paham-paham radikalisme, intoleransi, sekaligus juga meningkatkan kesejahteraan para tukang.
Kata Haidar, tukang bangunan ini termasuk sangat rentan terpapar paham radikalisme, intoleransi, dan perpecahan. Maklum, para tukang bangunan yang jumlahnya sekitar 17 juta orang itu rata-rata berada di kelas ekonomi menengah kebawah.
“Jumlah tukang bangunan di Indonesia sekitat 17 juta. Kalau dikali tiga karena ada istri dan anak, maka menjadi 54 juta. Ini jumlahnya luar biasa signifikan,” jelas Haidar, saat Kongres I PERKASA di Jakarta, Sabtu (21/9/2019).
Acara Kongres ke-1 Perkumpulan Tukang Bangunan Indonesia (PERKASA) dihadiri Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pejabat lintas kementerian, perwakilan pengurus `PERKASA` daerah, dan ratusan tukang.
Haidar menjelaskan, tingkat perekonomian para tukang rata-rata adalah kelas menengah kebawah. Kondisi ini membuat tukang bangunan itu rentan terhadap pengaruh radikalisme.
“Saya melihat itu karena kita tahu persis tukang itu ekonominya menengah ke bawah jadi sangat rentan untuk menjadi incaran kaum radikalisme dan intoleransi,” tegas Haidar.
Haidar menilai, radikalisme dan intoleransi merupakan ancaman nyata karena isu ini masuk ke sendi-sendi kehidupan bangsa sampe ke bawah, sehingga para tukang ini menjadi incaran paham radikalisme.
“Dan jelas bahwa negara kita ini sedang rentan terhadap intoleran sama radikalisme. Semua isu pasti dikaitkan ke sana. Misalnya di Pupua, isu Asap itu semua pasti itu dikait-kaitkan ke radikalisme dan intoleransi,” jelas Haidar.
Oleh seban itulah, lanjutnya, PERKASA akan mewadahi para tukang seluruh Indonesia untuk waspada, karena Indonesia masuk kategori darurat radikalisme dan intoleransi.
Selain membangun benteng bagi para tukang dalam melawan radikalisme, Haidar menegaskan PERKASA juga akan menjadi wadah dalam memperkuat kesejahteraan ekonlmi para tukang.
Apalagi di era Jokowi ini, banyak infrastruktur dibangun dan membutuhkan tenaga para tukang. Namun demikian, Haidar pun ingin agar PERKASA bisa membangun kemandirian para tukang dengan memperkuat skill dan adaptif terhadap perkembangan jaman.
“Maka kita buat terobosan dengan membuat aplikasi jasa bagi para tukang. Kalau masyarakat butuh tenaga tukang, misalnya karena listriknya mati, atap rumahnya bocor, selang airnya mampet dan sebagainya, maka bisa mendapat solusi melalui aplikasi yang kita buat. Cukup klik tukang akan datang,” jelas Haidar.
Dalam implementasinya, Haidar mengatakan PERKASA bekerjasama Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR akan memberikat sertifikasi kepada para tukang, agar mereka memenuhi standar kualitas pertukangan.
“Dengan sertifikasi ini, artinya kita juga menjaga konsumen, karena tukang yang ada dalam aplikasi PERKASA sudah pasti memenuhi standar. Sebab bagi temen-temen yang belum lulus sertifikasi akan kita latih sampai dia lolos dan memenuhi standar untuk sertifikasi,” jelas Haidar.
Haidar sendiri meyakini, tingkat kesejahteraan para tukang bangunan akan terus meningkat, apalagi Presiden Jokowi punya konsern besar terhadap pembangunan infrastruktur.
“Pak Jokowi itu jenderalnya pembangunan infrastruktur. Letjennya Menteri PUPR Pak Basuki Hadimuljono yang sangat konsisten dalam pembangunan infrastruktur. Bahkan beliau datang pada kongres I PERKASA ini,” jelas Haidar Alwi.
TAGS : PERKASA tukang bangunan Haidar Alwi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/59648/Kongres-I-PERKASA-Wadah-Para-Tukang-Melawan-Radikalisme/