Pemimpin Korea Utara, Kim Jong un menyaksikan peluncuran rudal balistiknya (Foto: Reuters)
Seoul – Pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat sepakat akan bekerja keras mengakhiri krisis nuklir Korea Utara secara damai. Namun, seorang utusan Gedung Putih mengatakan sulit untuk mengukur maksud Korea Utara karena tidak ada sinyal.
Lee Do-hoon, perwakilan khusus Korea Selatan untuk urusan perdamaian dan keamanan Korea, dan rekannya dari Amerika Serikat, Joseph Yun, bertemu di pulau resor selatan Jeju, menyusul pertemuan puncak antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden Donald Trump di Seoul pekan lalu.
“Tidak ada keraguan bahwa kedua presiden ingin menemukan jalan damai berkenaan dengan isu nuklir Korea Utara,” kata Yun kepada wartawan, dilansir Yonhap.
Uji coba rudal terakhir Korea Utara dilakukan pada 15 September, namun Lee dan Yun tampaknya tidak terlalu menekankan jeda tersebut, kata Yonhap, karena mereka tidak dapat mengukur maksudnya.
“Saya berharap mereka akan berhenti selamanya. Kami tidak memiliki komunikasi dari mereka jadi saya tidak tahu apakah menafsirkannya secara positif atau tidak. Kami tidak memiliki sinyal dari mereka,” Joseph Yun
Kepala departemen internasional di Komite Sentral Partai Komunis, Song Tao mendarat di Pyongyang pada Jumat (17/11) sebagai utusan khusus Presiden Xi Jinping untuk melaporkan hasil kongres partai yang berkuasa baru-baru ini.
Pada Kamis (16/11) sebelumnya, Korea Selatan berharap utusan khusus China untuk Korea Utara menyampaikan keprihatinan internasional mengenai program nuklirnya selama kunjungannya.
“Kami berharap kunjungan tersebut akan menjadi kesempatan untuk menyampaikan kekhawatiran masyarakat internasional tentang ancaman nuklir Korea Utara dan Pyongyang dapat meresponsnya,” kata seorang pejabat di kementerian unifikasi Seoul.
TAGS : Korea Selatan Korea Utara Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/24946/Krisis-Nuklir-AS-Belum-Ada-Sinyal-Baik-dari-Korut/