Bendera kebangsaan Korea Utara (L), Korea Selatan dan Amerika Serikat (Foto: Yonhap News)
Pyonyang – Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian wanita dari berbagai negara dikabarkan mengirimkan surat kepada sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 11 Oktober terkait krisis di semenanjung Korea lantaran tindakan imperialis Amerika Serikat yang melumpuhkan Republik Rakyat Demokratik Korea.
Surat tersebut mengatakan, ucapan Trump yang menghacurkan secara total Korea Utara secara eksplisit merupakan ancaman. Mereka mendesak sekretaris jenderal PBB agar terjung langsung menyelesaikan masalah tersebut.
“Ancaman perang harus dicegah di semenanjung Korea dan pihak Korea Utara dan Amerika Serikat harus berdialog untuk meredakan konfrontasi nuklir di wilayah tersebut,” katanya dilansir KCNA, Jumat (27/10)
Peramal perdamaian wanita dunia yang aktif untuk perdamaian di semenanjung Korea menuntut pembatalan latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan, mengangkat sanksi terhadap Korea Utara dan ucapan Trump yang mengancam.
Sejumlah uji coba rudal dan nuklir Korea Utara dan perang kata-kata yang semakin sengit antara pemimpin Trump dan Korea Utara Kim Jong Un membuat situasi di wilayah tersebut semakin sensitif. Meski begitu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengaskan, meski semua opsi ada di atas mesa, Amerika tetap akan menempuh jalur diplomasi untuk menyesaikan konflik di wilyah tersebut.
TAGS : Korea Utara Amerika Serikat Rudal Nobel
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/23869/Krisis-Semenanjung-Korea-Penerima-Nobel-Surati-Sekjen-PBB/