Setya Novanto saat menjadi Ketua DPR dan juga Ketua Umum Partai Golkar
Jakarta – Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengkritisi pergantian Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Mahyudin kepada Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Selain mengkritisi, Novanto juga menyesalkan pergantian tersebut.
Bukan tanpa sebab hal itu dikritisi dan disesalkan. Pasalnya, kata Novanto, Mahyudin memiliki kapasitas dan prestasi baik di Golkar maupun Parlemen.
“Ya tentu kebijakan daripada ketua yang baru. Tapi pak mahyudin tentu disayangkan karena mempunyai prestasi yang sangat baik di partai Golkar maupun dalam kiprah di parlemen,” ucap Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (19/3/2018).
Novanto sangat menyayangkan adanya pergantian pada pimpinan MPR dengan sisa waktu kepemimpinan periode 2014-2019 yang tinggal setahun ini. Apalagi, klaim Novanto, Mahyudin selama menjadi Wakil Ketua MPR sudah menjalankan tugasnya dengan cukup baik. Pun termasuk kerap turun ke daerah melakukan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan.
”Tentu dengan waktu yang sangat pendek, ini tentu sangat disayangkan,” ujar dia.
Pun demikian, diakui Novanto, Titiek Soeharto juga mempunyai pengalaman memimpin di Komisi IV DPR. Novanto pun tak terlalu mempermasalahkan keputusan yang diambil dalam Rapat Pleno DPP Golkar.
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar sebelumnya menyetujui Titiek Soeharto sebagai Wakil Ketua MPR. Anak keempat Presiden ke-2 RI Soeharto itu diplot menggantikan Mahyudin.
“Ya bu Titiek sosok orang yang mempunyai leadership tinggi, karena pernah memimpin di komisi IV, saya rasa tidak ada masalah,” tandas Novanto.
TAGS : Setya Novanto Partai Golkar Titiek Soeharto
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/30815/Kritik-Setnov-Terpilihnya–Titiek-Soeharto-Jadi-Pimpinan-MPR/