JawaPos.com – Ondoafi (pemimpin adat) dari Kampung Abar Sentani, Jayapura, Cornelis Doyapo meminta masyarakat tidak menganggap Lukas Enembe sebagai kepala suku. Dia hanya memiliki jabatan publik sebagai Gubernur Papua.
Cornelis mengatakan, semua daerah di Papua mempunyai suku dan kepala suku besarnya sendiri. “Lukas Enembe hanya dikenal sebagai gubernur bukan kepala suku besar Papua,” kata Cornelis kepada wartawan, Senin (10/9).
“Masyarakat Papua menginginkan kedamaian dan tidak terganggu dengan masalah apapun terutama politik. Oleh sebab itu, pihaknya tidak ingin karena masalah hukum yang menjerat Lukas Enembe dijadikan ke politik dengan berusaha menjadikan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar Papua, itu tidak benar,” imbuhnya.
Corneli meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh dan tidak terprovokasi terkait perkembangan kasus Lukas Enembe. “Lukas Enembe sebagai pemimpin seharusnya ada di depan dan berani berkorban untuk masyarakat, bukannya bersembunyi di belakang rakyatnya,” ucap Cornelis.
Sebelumnya, KPK menyayangkan ketidakhadiran Gubernur Papua Lukas Enembe. Seharusnya Lukas Enembe menjalani pemeriksaan sebagai tersangka pada Senin (26/9).
Tim penasihat hukum Lukas Enembe mendatangi KPK untuk mengabarkan bahwa orang nomor satu di Provinsi Papua itu tidak bisa hadir, dengan alasan sakit.
“Hari ini, Senin 26 September 2022, KPK sedianya melakukan pemeriksaan terhadap saudara LE Gubernur Papua, namun sampai dengan saat ini yang bersangkutan belum memenuhi panggilan tersebut,” kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri kepada wartawan. “Kami tentu menyayangkan sikap saudara LE yang memilih untuk tidak memenuhi panggilan tim prnyidik KPK,” sambungnya.
Pihak kuasa hukum Lukas Enembe telah menyampaikan rencana ketidakhadiran tersebut dengan alasan kondisi kesehatan kliennya. Namun, KPK belum mendapatkan informasi yang benar dari pihak dokter ataupun tenaga medis yang menerangkan kondisi Lukas Enembe.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Sabik Aji Taufan
Credit: Source link