Serangga penghasil madu
Jakarta – Pada zaman Mesir Kuno, madu telah banyak digunakan orang, tak hanya untuk persembahan bagi Dewa, tapi juga untuk membalsem, mengobati luka, dan berbagai keperluan lainnya. Para praktisi pengobatan holistik menggunakan madu sebagai pengobatan alami terbaik untuk segala keperluan.
Frank Bongiorno,MD, dokter spesialis luka mengatakan, “ FDA membuktikan madu mampu mengatasi luka pada kulit,” Namun ia tak menyarankan madu untuk digunakan pada luka bakar.
Namun, di Haiti, Frank Bongiorno menyaksikan masyarakat di sana biasa menggunakan madu untuk mengobati luka. Dan nampaknya tak membahayakan. Sebaliknya, membuat luka yang mereka alami sembuh.
Sementara dokter keluarga di Maryland, Ariane Cometa, MD, secara pribadi selalu menggunakan madu saat merasakan gejala flu. “Madu meringankan kondisi peradangan saat batuk,” ujarnya.
Ia pun mulai melakukan penelitian pada 139 anak yang menderita batuk. Hasilnya, madu mampu mengurangi batuk pada malam hari, dan membuat tidur mereka nyenyak. Studi lain menunjukkan, 105 anak juga mengalami hal serupa. “Jika flu dan leher terasa tak enak, segeralah menggunakan madu. Madu akan melawan infeksi dan memperbaiki membran,” ujarnya.
Kandungan madu: beberapa mineral, vitamin, dan antioksidan. Madu yang warnanya lebih hitam memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi. Bila ditambah dengan yogurt, Anda akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Berawal dari penelitian atas madu secara empiris oleh para tentara perang Rusia dalam penyembuhan luka, penelitian kemudian berlanjut pada tikus mencit. Ternyata tikus yang terluka, luka ulkus pada lambung cepat sembuh setelah diberi madu dibanding hanya diberi garam.
Kemudian dilanjutkan penelitian pada manusia, penderita kanker vulka yang usai menjalani operasi luka bekas operasi diberikan madu. Hasilnya, luka sembuh dalam waktu 3- 8 minggu.
Juga pada penderita gangrene, dan luka akibat diabetes mellitus di Afrika, luka itu sembuh dan tak ditemukan bakteri yang sebelumnya ada di sekitar luka.
Australia NZ Journal of Obstetrics & Gynaecology mencatat, madu mampu menyembuhkan luka bekas operasi caesar. Pada penderita diare yang diberikan madu selain oralit, hasilnya lebih cepat sembuh daripada dehidrasi selama 58 jam, sementara yang diberi formula WHO perlu waktu 93 jam.
Pada pasien AIDS berusia 40 tahun, diberi madu sebanyak 80 gram selama 21 hari. Setelah diberikan selama 21 hari, dilakukan pemeriksaan fungsi biokimiawi dan hematologi pasien AIDS tersebut untuk melihat pengaruh madu. Hasilnya menunjukkan meningkatnya HB.
Pada tikus yang disuntikkan darah penderita kanker payudara, setelah diberi madu , hasilnya kadar peroksida lemak dan peningkatan kadar antioksidan. Dengan demikian, madu dimungkinkan mampu menjadi pelindung dari kanker.
Pada tikus yang mengalami pendarahan diberikan madu, lainnya diberikan dextrose. Pemberian diet madu mampu menurunkan kadar gula darah, enzim aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT) dan triasilgliserol, sel darah putih, serta menaikkan kadar hemoglobin (Hb), dan serum albumin.
Penelitian juga menunjukkan, madu sangat baik dikonsumsi untuk penyembuhan usai radioterapi. Juga pemberian olesan pada kulit bekas radioterapi, hasilnya menurunkan kejadian kelainan kulit.* AN.
TAGS : Hikmah Ramadan Khasiat Madu
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/17102/Madu-Melawan-Infeksi/