JawaPos.com – Menurut banyak riset yang telah dilakukan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Sayangnya, di era digital seperti sekarang ini, banyak pelaku UMKM yang belum melek teknologi untuk membawa pengembangan bisnsinya lebih maju dengan memanfaatkan platform online.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjabarkan data bahwa masih sangat sedikit UMKM di Indonesia yang sudah go online. Sebelum pandemi Covid-19, tingkat pastisipannya disebut mencapai 9,6 juta namun setelah pandemi partisipan melonjak menjadi 12,5 juta partisipan.
Sayangnya, kenaikan angka tersebut tetap belum mampu mendorong penetrasi UMKM Indonesia untuk go online. Kenaikan tersebut hanya mewakili 17 persen dari total jumlah UMKM di Indonesia saja yang sudah siap memanfaatkan platform daring.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan bahwa di era digital seperti saat ini semakin penting untuk mendorong 64,2 juta pelaku UMKM untuk bisa melek digital dan go online agar bisa bertahan dan berkembang.
“UMKM telah memberikan kontribusi yang besar, mencapai 61,07 persen dari total PDB atau Rp 8.573 triliun dan hanya 16 persen yang menggunakan E-Commerce untuk memasarkan produk. Oleh karena itu digitalisasi UMKM perlu terus didorong,” ujar Teten melalui keterangan tertulisnya.
Dia melanjutkan, sangat disayangkan jika kesempatan ini tak diambil dan dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku UMKM. Go online dan melek digital disebut mampu membuat pelaku UMKM naij kelas.
“Melek digital dan go online harus dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku UMKM. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan kesempatan naik kelas,” lanjut Teten.
Kesempatan UMKM naik kelas dengan memanfaatkan platform daring juga didukung oleh ekosistem yang ada saat ini. Selain itu para pemain E-Commerce di tanah air kini juga banyak mendukung dan mendorong pelaku UMKM untuk terus bisa go online lewat berbagai kesempatan kolaborasi.
Yang terbaru, ada pemain E-Commerce lokal Blibli yang mengumumkan kemitraannya dengan Galeri Indonesia dengan Blibli Mitra. Lewat kolaborasi ini, seller atau pedaganh UMKM di kategori Galeri Indonesia dapat memperluas pasar mereka melalui jaringan mitra toko kelontong yang tergabung di solusi omnichannel Blibli, yaitu Blibli Mitra.
Kolaborasi yang dihasilkan dari ekosistem yang dimiliki Blibli ini dikatakan menjadi wujud komitmen perusahaan dalam mendukung pemerintah khususnya mendorong transformasi digital pelaku UMKM yang sejalan dengan Gerakan Nasional “Bangga Buatan Indonesia” agar masyarakat semakin mudah memperoleh produk lokal baik secara online dan offline.
“Blibli secara konsisten mewujudkan komitmen untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing UMKM secara terpadu dan menyeluruh, salah satunya dengan memperluas akses pasar bagi pelaku UMKM melalui solusi omnichannel kami, agar mereka dapat menghadapi tantangan juga berkembang melalui pemanfaatan teknologi digital,” kata CEO Blibli, Kusumo Martanto.
Program kolaborasi antar ekosistem suatu platform digital turut diapresiasi oleh SMESCO Indonesia, lembaga di bawah Kementerian Koperasi dan UKM yang bertugas membantu akses pemasaran bagi usaha kecil dan menengah.
“Omnichannel menjadi solusi nilai tambah bagi pelaku UMKM untuk memperluas pasar, karena dapat memanfaatkan platform online sekaligus keberadaan di toko offline,” ungkap Leonard Theosabrata, Direktur Utama SMESCO Indonesia.
Oleh karena itu, dia menambahkan, pihaknya akan mendorong UMKM binaan SMESCO untuk terlibat dalam program Galeri Indonesia x Blibli Mitra ini, untuk meningkatkan penjualan UMKM serta menambah diversifikasi produk toko kelontong yang ada di Blibli Mitra.
Pada program Galeri Indonesia dengan Blibli Mitra ini, Blibli melalui kategori Galeri Indonesia mendukung masuknya para pelaku UMKM sebagai pemasok produk lokal yang terkurasi kepada para pemilik toko kelontong yang tergabung dalam Blibli Mitra. Dengan begitu, produk di toko kelontong akan lebih variatif sekaligus meningkatkan potensi penjualan di toko.
Credit: Source link