JawaPos.com – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membatalkan program pengalihan kompor LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik. Langkah itu dilakukan PLN guna menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.
Terkait itu, Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan pembatalan yang dilakukan cukup realistis mengingat masih banyak masalah teknis yang belum teratasi. Salah satunya soal masalah pemadaman yang menjadi hambatan kompor listrik.
“Penundaan (pembatalan) itu cukup realistis mengingat masih banyak masalah teknis yang belum teratasi. Pengguna kompor listrik harus pelanggan di atas 1.300 VA dan masalah pemadaman di berbagai daerah menjadi akan menjadi hambatan bagi kompor listrik,” kata Fahmy kepada JawaPos.com, ditulis Jumat (30/9).
Kendati demikian, ia menilai cukup tepat jika pemerintah membuat program konversi LPG 3 Kg ke kompor listrik. Terlebih jika program tersebut dibuat sebagai salah satu upaya meningkatkan bauran energi.
“Tapi jangan sampai, program itu dimaksudkan untuk mengalihkan beban over supply dari PLN ke masyarakat,” ujarnya.
Menanggapi soal uji coba yang masih dilakukan oleh PLN di dua kota, yakni Solo, Jawa Tengah dan Denpasar, Bali, Fahmy pesimistis berjalan cepat. “Agak sulit, (melihat) perubahan perilaku butuh waktu.” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah menegaskan program konversi kompor gas ke kompor induksi tidak akan diterapkan pada 2022. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, anggaran terkait program tersebut belum dibicarakan dan disetujui oleh DPR.
“Dapat dipastikan program ini tidak akan diberlakukan di tahun 2022. Sampai saat ini pembahasan anggaran dengan DPR terkait program tersebut belum dibicarakan dan tentunya belum disetujui,” kata Airlangga dalam konferensi pers didamping Menteri ESDM Arifin Tasrif, Jumat (23/9).
Ia juga menjelaskan, program konversi LPG 3 Kg ke kompor induksi listrik masih dalam proses uji coba atau prototype di dua wilayah. Airlangga juga menyebut soal pengurangan jumlah kompor yang akan dibagikan ke masyarakat dari awalnya 300.000 unit menjadi 2.000 unit.
Airlangga memastikan, pihaknya akan melakukan evaluasi dari uji coba tersebut. Selain itu, pemerintah juga menjamin akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum program tersebut diberlakukan untuk masyarakat.
“Hasil dari uji coba ini akan dilakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan. Pemerintah akan menghitung dengan cermat segala biaya dan risiko memperhatikan kepentingan masyarakat dan mensosialisasikan kepada masyarakat sebelum program dilakukan,” ujarnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link