Masinton Pasaribu (tengah)
Denpasar, Jurnas.com – Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menilai, Indonesia perlu merevitalisasi sistem ketatanegaraan setelah 20 tahun reformasi.
“Apa tantangan kita dalam bernegara? Kalau saya melihat dalam 20 tahun reformasi kita harus kembali revatilisasi ketatanegaraan. Kita harus siapkan seluruh instrumen kenegaraan hadapi tantangan era yang sangat liberal ini,” jelas Masinton dalam diskusi media di sela acara Kongres V PDIP, Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (9/8/2019).
Kata Masinton, liberalisasi politik memberikan kebebasan, namun di sisi lain ada tantangan bagaimana menggunakan ruang kebebasan untuk menyatukan bangsa.
“Tantangannya muncul gerakan ekstrim, liberalisasi ekonomi ciptakan ketidakadilan. Dalam menghadapi tantangan ini, kita harap peran negara mampu distribusikan keadilan kepada masyarakat,” jelasnya.
Bagi Masinton, PDIP menjadi sangat relevan sebagai partai pelopor dalam memandu perjalanan bangsa. PDIP bisa menjadi parpol kawah candradimuka dalam menyiapkan kader bangsa.
Ia juga mengatakan, PDIP menata diri dalam konteks perkuatan ideologi. Program itu jadi sangat relevam dalam menghadapi tantangan kedepan. Karena jelas ada tantangan fundalisme atas nama agama, ataupun liberalisasi ekonomi yang menciptakan ketidakadilan.
“Sistem politik kalau kembali ke masa lalu tidak mungkin. Lalu apakah masih relevan pemilu per lima tahun, atau cari format lain. Artinya demokrasi sebagai sarana bukan tujuan. Jangan sampe demorkasi memporakporandakan dasar-dasar negara kita,” tegas Masinton yang sikenal sebagai aktivis mahasiswa 1998.
TAGS : Masinton diakusi media kongres PDIP
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin