JawaPos.com – Pandemi Covid-19 mengubah gaya dan budaya seseorang dalam berkencan. Aturan protokol kesehatan termasuk menjaga jarak, membuat para lajang awalnya sempat kesulitan untuk mencari jodoh. Maka hal yang mereka pikirkan adalah tertarik untuk menggunakan aplikasi pencari kencan online. Bukan hanya aplikasi sekadar berkenalan, tetapi penting juga fitur kencan video atau Video Dating.
Survei yang dilakukan oleh Aplikasi Kencan Online Lunch Actually, sebanyak 65 persen pria lajang di Indonesia memilih berkencan lewat Video Dating selama pandemi. Dan 57 persen perempuan juga sudah mencoba Video Dating. Jumlah itu disurvei dari 850 pencari kencan atau anggota.
Menurut Co Founder and CEO Lunch Actually Violet Lim, alasan para lajang berbagai macam. Di antaranya 59 persen perempuan merasa kencan lewat video lebih efisien dan menghemat waktu. Alasan lainnya, 51 persen perempuan merasa lebih aman lewat video agar bisa menyaring dengan siapa mereka bertemu nantinya jika pandemi mereda.
Kemudian 57 persen pria lajang merasa cara ini lebih asyik dan tertantang untuk mengetahui target yang ditaksirnya lebih jauh lagi. Lalu 51 persen pria lajang juga merasa cara ini lebih efektif.
“Sehingga pengaruh Covid-19 terhadap masa depan tren kencan online di masa depan mendorong fitur Video Dating menjadi hal yang paling menarik bagi para lajang,” katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (10/11).
Lalu sebanyak 69 persen pria lajang dan 64 persen perempuan lajang merasa metode kencan seperti ini menjadi pengalaman baru yang lebih asyik dan efisien. Dan 86 persen pria lajang serta 59 persen perempuan lajang merasa akan tetap menggunakan metode seperti ini di masa depan.
“Dan sebanyak 45 persen pria lajang dan 42 persen perempuan lajang merasa Video Dating menjadi sarana filter teraman sebelum mereka nantinya akan kopi darat. Memastikan bahwa orang yang mereka temui nanti adalah orang yang sama,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan Psikolog Klinis Dewasa dari @cintasetara, Rebeka Pinaima. Saat pandemi, para lajang harus berada di rumah dan karantina mandiri. Pembatasan sosial secara umum membatasi perjumpaan langsung. Maka menurutnya, kondisi ini cenderung membuat seseorang menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri semakin kesepian dan semakin sadar dengan kehidupan. Makin mencari teman bicara.
“Berdasarkan pengalaman saya praktik menangani beberapa single, ada temuan menarik. Ternyata tinggi sekali kebutuhan untuk menjalin komunikasi yang berkualitas, deep talk. Enggak lagi mencari small talk dari teman kencan online. Jadi ketika single tidak lagi memiliki kemewahan berkencan secara offline, secara tidak langsung menggeser prioritas,” jelas Rebeka.
Menurutnya, para pencari jodoh tidak lagi melihat penampilan sebagai faktor terpenting, bukan lagi prioritas utama. Tapi justru mencari bagaimana bisa terasa nyaman dan nyambung untuk membicarakan berbagai topik.
“Itu kemudian kayaknya mendorong mengapa seseorang menggunakan Dating Apps karena menghabiskan waktu bermain ponsel sepanjang hari, banyak waktu menatap layar. Akhirnya Dating Apps digunakan. Mungkin awalnya enggak benar-benar untuk menemukan jodoh tapi jadi ada teman bicara,” tutupnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link