Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri
Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri menyebut faktor kuantitas (jumlah) dan persebaran, masih menjadi masalah yang dominan dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia.
Bicara kualitas, kata Hanif, Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang ahli di berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Namun masalahnya, jumlahnya tidak memadai bila melihat kebutuhan di Indonesia secara menyeluruh.
“Banyak yang jago. Tapi ketika bicara kuantitas, ini bermasalah. Kalau di bidang tertentu kualitasnya memadai, jumlahnya tidak cukup,” kata Hanif dalam kegiatan Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Gedung Bappenas, Jakarta, pada Kamis (8/11).
Pun begitu dengan masalah ketersebaran. Di Indonesia, umumnya tenaga kerja berkualitas memilih bekerja di perkotaan, ketimbang merintis karir di pedesaan. Akhirnya, terjadi ketimpangan antara desa dan kota.
Karena itu, lanjut Hanif, pemerintah berupaya melakukan masifikasi, yakni dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja ahli, juga memastikan penyebarannya di setiap wilayah, lewat program Triple Skilling.
“Pertama, program skill bagi orang yang tidak memiliki keahlian. Kedua, yang memiliki keahlian ditingkatkan melalui program up-skilling. Dan ketiga, mereka yang memiliki skill diberi kesempatan masuk program re-skilling,” terangnya.
Hanif menambahkan, peningkatan skill dan re-skilling merupakan hal niscaya dewasa ini. Pasalnya, revolusi industri berlangsung cepat dan masif. Pekerjaan pun dengan sendirinya akan berubah, dan menyesuaikan dengan kebutuhan.
“Ketika pekerjaannya berubah, tuntutan skill juga berubah,” tandasnya.
TAGS : Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/43576/Menaker-Banyak-SDM-Jago-Tapi-Jumlahnya-Sedikit/