JawaPos.com – Kawasan Tanjung Priok di Jakarta Utara memang punya beberapa stigma miring dari khalayak yang tidak tinggal di sana, mulai dari wilayah yang jauh, panas, dan hingga jalur lalu lalang truk kontainer. Akan tetapi, bagi warga setempat, anggapan tersebut bisa dengan mudah ditepis.
Banyak yang belum tergali dari kehidupan di Tanjung Priok. Satu di antaranya adalah budaya nongkrong dan ngopi para anak muda di sana. Menjamurnya kedai kopi di sekitaran wilayah pelabuhan Tanjung Priok adalah bukti nyata bahwa ada kehidupan modern yang bergeliat di sana.
Menjamurnya kedai kopi di Tanjung Priok bukan hanya menciptakan lapangan kerja bagi para masyarakat di sekitar. Ada sektor lain yang ikut kecipratan dengan fenoma tersebut, yakni band lokal yang setia menemani masyarakat Tanjung Priok.
Salah satu band setempat yang populer adalah Palingan Music Project (PMP). Boleh dibilang, mereka adalah satu dari beberapa band yang paling laris di Tanjung Priok.
Dalam sepekan band akustik tersebut bisa berkeliling dari satu kedai ke kedai lain. Meningkatnya permintaan manggung di banyak tempat dalam waktu yang berdekatan membuat PMP harus memecah skuad karena jadwal yang mepet.
Hal ini sangat disyukuri karena para personelnya yang notabene merupakan warlok alias warga lokal bisa berkarya dan mendapat penghasilan di lingkungan tempat mereka tinggal.
“Awalnya kami mencoba mengisi waktu dengan berkarya. Ternyata mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat dan juga para pemilik kedai kopi di sini,” ujar founder PMP, Gabriel Sudrajat kepada wartawan.
“Perjalanan PMP juga tidak mudah. Kami memulai dari kedai kecil, dibayar seadanya sampai saat ini mulai dipercaya mengisi rutin di beberapa kedai kopi,” imbuhnya co founder PMP, Rudolfo Syaranamual.
Kedai kopi yang langganan menyewa jasa PMP adalah Kopiluvium. Ada alasan tertentu mengapai Kopluvium memercayakan PMP sebagai pengisi rutin.
“Kembali kepada budaya nongkrong dan ngopi yang ada di Tanjung Priuk, kami merasa kehadiran live music bisa menjadi peneman para pengunjung,” ujar Chief Executive Officer Kopiluvium, Daffa Rasyif Hisyam.
“Dari sekian banyak band, tentunya kami melihat kualitas dan kemampuan mereka membawa crowd. PMP punya dua keahlian tersebut,” pungkasnya.
Credit: Source link