JawaPos.com – Kegigihan dan konsistensi Norbertus Riantiarno di dunia kesenian tentu sudah tak perlu diragukan lagi. Selama puluhan tahun sejak tahun 1965 silam dia mengabdikan diri untuk dunia panggung teater dan masih aktif berkarya sampai menjelang akhir hayatnya.
Nano, sapaan akrab Norbertus Riantiarno, seharusnya mendapatkan penghargaan Doktor Honoris Causa dari salah satu universitas. Namun sebelum hal itu terjadi, Nano sudah meninggal lebih dulu.
“Meski sakit, beliau masih sempat ngetik. Sebetulnya beliau harusnya mendapat penghargaan Doktor Honoris Causa dari ISI Solo kalau nggak salah. Cuma karena sakit, ditunda dulu dan dia menulis makalah untuk itu,” papar Rangga, anak dari almarhum kepada JawaPos.com, Jumat (20/1).
Selain itu, Desember 2022 lalu Nano juga memenangkan sayembara naskah dari Dewan Kesenian Jakarta lewat naskahnya yang berjudul Matahari dari Jakarta.
“Harusnya pada Novemner 2023 aka dipentasin naskahnya yang menang. Kita masih memikirkan kelanjutannya gimana (pementasannya),” tutur Rangga.
Diketahui, pendiri Teater Koma, Norbertus Riantiarno atau Nano, meninggal dunia tadi pagi. Dia mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 06.58 WIB di rumahnya setelah pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu.
Saat ini jenazah Norbertus Riantiarno sedang berada di rumah duka Sanggar Teater Koma yang terletak di jalan Cempaka Raya No. 15, Bintaro, Jakarta Selatan.Prosesi pemakaman akan dilaksanakan pada Sabtu (21/1) besok di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor.
Credit: Source link