Saturday, March 25, 2023
Andalan News - Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive
No Result
View All Result
Andalan News - Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral
No Result
View All Result

Menjaga Kewarasan Nalar Publik

September 10, 2017
in News
Reading Time: 5 mins read
A A
Menjaga Kewarasan Nalar Publik
1
SHARES
4
VIEWS
ShareShareShareShareShare
Menjaga Kewarasan Nalar Publik

Ilustrasi kawasan Meikarta

Oleh : Hersubeno Arief

Bagi kalangan aktivis masyarakat madani (civil society) pekan-pekan belakangan ini adalah hari yang super sibuk. Anda tinggal memilih mau menggarap dan melakukan advokasi isu apa. Semuanya ada.

Kalau mau melihat dari sudut pandang yang “positif,” Indonesia adalah negara yang kaya dan tepat untuk mengasah kepekaaan dan kewarasan nalar kita. Seperti judul lagu lama dari group band Koes Plus “ Tongkat dan batu jadi tanaman,” semua hal bisa  kita semai, menjadi sebuah isu, pro atau menentang publik.

Mari kita inventarisasi beberapa isu yang berseliweran di media dan ruang publik kita. Pembasmian etnis Muslim Rohingya di Myanmar, sertifikat Pulau C dan D, Meikarta, kriminalisasi penulis dan aktivis media sosial, KPK, utang pemerintah, pembangunan infrastruktur  dan lain-lain. Silakan ditambahkan dengan berbagai isu lain yang bersifat lokal.

Coba perhatikan. Semua persoalan tadi bila kita cermati  hanya bermuara pada satu hal, yakni soal pertarungan kekuasaan (power game). Secara sederhana bisa disebut,  ujung-ujungnya soal Pilpres 2019. Soal Jokowi jadi presiden lagi atau tidak.

Ada yang memang benar-benar berkaitan dengan pilpres, tapi ada juga yang coba dihubung-hubungkan, ada pula yang hanya karena paranoid penguasa.

Politik di Indonesia diredusir menjadi hanya persoalan who gets what, when and how (Laswell, 1936). Pembicaraan seputar politik hanya berkutat pada siapa dapat apa, kapan dan bagaimana caranya. Semua itu menjadi monopoli elit yang berkuasa bersama kroni—kroni dan para cukong politiknya.

Benar dalam demokrasi rakyat dilibatkan, namun hanya sebatas jelang pilkada, pileg atau pilpres. Setelah itu,  proses politik, bagi-bagi kekuasaan berlangsung di belakang layar,  di ruang tertutup. Rakyat tidak boleh tahu, dan kalau tahu, tidak boleh ikut bersuara. Dalam bahasa Ketua MPR Zulkifli Hasan, hak mereka telah diserahkan kepada para penguasa, melalui transaksi money politics. Jadi sudah lunas. Jangan ribut-ribut lagi.

Cara berpikir seperti ini membuat cara pandang penguasa menjadi sempit dan terbatas. Ekspresi pembelaan terhadap pembasmian etnis Rohingya hanya dilihat sebatas upaya untuk menjatuhkan pemerintahan Jokowi.

Polisi  berubah menjadi alat kekuasaan. Setiap unjukrasa solidaritas Rohingya harus dihadapi dengan pengerahan pasukan yang berlebihan. Setiap percakapan di media sosial,  dipelototi satu persatu, seolah tak ada pekerjaan lain yang lebih penting.

Ada pula kelompok aktivis yang selama ini paling kencang menjadi pembela hak-hak kaum minoritas, intoleransi,   memanfaatkan tragedi muslim Rohingya sebagai momentum untuk menyerang balik. Mereka meredusir persoalan tersebut,  dengan menyatakan bahwa yang namanya minoritas, dimana-mana yang begitulah nasibnya, ditindas. Juga di Indonesia.

Semua digiring dan dikanalisasi hanya menjadi satu persoalan sederhana. Bagaimana menjaga kelangsungan sebuah kekuasaan. Nalar sehatnya menjadi tumpul ketika bicara tentang kekuasaan. Mereka sangat khawatir kenikmatan sesaat itu, bakal terganggu.  Seperti seekor kucing liar yang mendapat tulang. Dia akan menggeram dengan keras ketika ada kucing lain yang coba mendekat.

Berbagi Medan Pertempuran

Isu Rohingya hanya salah satu isu yang harus benar-benar dikawal  agar kewarasan nalar kita sebagai manusia beradab terus terjaga. Agar bangsa dan para pemimpin negeri ini masih dianggap waras, oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Tapi jangan semua larut dan mengerahkan semua sumber daya hanya untuk satu isu saja.

Seperti biasa ketika terjadi hiruk pikuk, kekacauan, ada penumpang gelap yang mencuri di tikungan. Bahkan ada yang sengaja memperbesar sebuah isu, untuk pengalihan isu lain yang tak kalah besarnya.

Keanehan penerbitan sertifikat Hak Pengelolaan Lahan (HPL), disusul penerbitan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB), dan pencabutan moratorium pembangunan Pulau C dan Pulau D reklamasi Pantai Utara Jakarta, harus membuat alarm tanda bahaya berdering.

Jangan kaget akan muncul keajaiban-keajaiban baru seputar proses reklamasi menjelang pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies-Sandi. Sudah hampir dipastikan para pengembang dan penguasa yang menjadi pelindungnya, akan  berkejaran dengan waktu mempercepat semua perizinan dan aspel legal formal,  sebelum gubernur dan wagub baru dilantik.

Anies-sandi akan dihadapkan pada kenyataan, tidak ada lagi yang bisa diperbuat. Janji-janji kampanyenya tidak dapat dipenuhi. Tembok oligarki yang terdiri  para penguasa dan penguasa yang mengkooptasi legislatif, aparat keamanan, media, LSM, akademisi, organisasi keagamaan, bahkan para pemuka agama, sangat kuat.

Ranjau untuk Anies-Sandi sudah ditebar dimana-mana. Salah injak, langsung meledak. Disitulah tugas masyarakat madani untuk mengawalnya.

Begitu pula dengan pembangunan kota Meikarta. Kendati pemprov Jabar, ombudsman RI dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)  telah menyerukan penghentian promosi dan penjualannya, semua seperti angin lalu saja.

ADVERTISEMENT

Dengan kekuatan uangnya, Lippo bisa membeli dukungan media-media mainstream melalui gelontoran iklan besar-besaran.  Dewan Pers sejauh ini juga belum terdengar reaksinya menyikapi perampasan ruang informasi publik oleh Meikarta.

Harus ada yang terus mengingatkan Dewan Pers, mereka tak boleh  diam ketika guyuran uang besar memadamkan tembok api (firewall) yang harusnya menjadi batas tegas antara bisnis dan independensi redaksi.

Mereka tidak boleh diam, ketika Meikarta membanjiri media dengan iklan, advertorial, penulisan-penulisan artikel, testimoni publik figur, yang dikemas sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan menipu publik.

Masyarakat madani juga harus mencermati siapa cagub/cawagub Jabar yang akan diternak menjadi penjaga kelangsungan proyek Meikarta. Melihat alur ceritanya, Meikarta serupa tapi tak sama dengan reklamasi Pantai Utara, Jakarta.

Isu yang juga tak kalah serius menyangkut kriminalisasi para penulis, wartawan dan pegiat media sosial yang kritis terhadap para penguasa. Itu semua tidak bisa dibiarkan. Berpikir, mengekspresikan kebebasan melalui ucapan dan tulisan adalah salah satu elemen terpenting dari sebuah negara demokrasi. Inti demokrasi, kata Aristoteles, adalah kebebasan. Sebuah kebebasan yang dilembagakan.

Semua isu tadi merupakan agenda penting yang harus terus dikawal. Dengan mengadopsi teknik dalam sepak bola, kekuatan masyarakat madani memang harus bermain total football dalam menggarap sebuah isu. Hanya dengan begitu  pemerintah mendapat partner yang seimbang ketika pilar-pilar demokrasi yang lain seperti lembaga eksekutif, yudikatif dan media massa lumpuh atau dilumpuhkan. 

Namun jangan lupa untuk menjaga berbagai isu-isu besar lainnya. Kita harus menerapkan zona marking, kalau perlu man to man marking. Jangan pernah bosan terus saling mengingatkan untuk menjaga kewarasan nalar publik.

TAGS : meikarta opini pulau d reklamasi

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/21545/Menjaga-Kewarasan-Nalar-Publik/

ShareTweetSendSharePin
Previous Post

Pemerintah Iran Surati PBB untuk Menghentikan Kekerasan Myanmar

Next Post

Sakit, Dua Jemaah Haji Asal Lampung Terlambat Pulang

Related Posts

Setuju PBNU, PSI Sebut Kehadiran Timnas Israel Tak Rugikan Palestina
News

Setuju PBNU, PSI Sebut Kehadiran Timnas Israel Tak Rugikan Palestina

March 25, 2023
Indonesia Graveyard, Jelajahi Makam-Makam Kuno
News

Indonesia Graveyard, Jelajahi Makam-Makam Kuno

March 25, 2023
Terseret Kasus Mario Dandy, APA Setop Jadi Influencer dan Tutup IG
News

Terseret Kasus Mario Dandy, APA Setop Jadi Influencer dan Tutup IG

March 25, 2023
Next Post
Sakit, Dua Jemaah Haji Asal Lampung Terlambat Pulang

Sakit, Dua Jemaah Haji Asal Lampung Terlambat Pulang

Wisatawan Hilang di Curuh Ciheulang Sukabumi

Wisatawan Hilang di Curuh Ciheulang Sukabumi

Panggil KPK, DPR Bakal Cecar Agus Rahardjo Cs

Panggil KPK, DPR Bakal Cecar Agus Rahardjo Cs

Terseret Kasus Mario Dandy, APA Setop Jadi Influencer dan Tutup IG

Terseret Kasus Mario Dandy, APA Setop Jadi Influencer dan Tutup IG

March 25, 2023
Pakai Kaos Berlambang Swastika, Dikritik, Chaeyoung TWICE Minta Maaf

Pakai Kaos Berlambang Swastika, Dikritik, Chaeyoung TWICE Minta Maaf

March 22, 2023
BI Prediksi Inflasi Inti 2023 Bakal Lebih Rendah Dibanding Tahun 2022

Likuiditas Berlebih, BI Tak Ikuti Sikap Hawkish The Fed

March 19, 2023
Taylor Swift Tampilkan 44 Lagu dalam Tiga Jam tanpa Henti

Taylor Swift Tampilkan 44 Lagu dalam Tiga Jam tanpa Henti

March 20, 2023
Shazam! Fury of the Gods, Fondasi Baru DC Universe

Shazam! Fury of the Gods, Fondasi Baru DC Universe

March 19, 2023
Tesla segera bangun Gigafactory di Meksiko utara

Tesla digugat atas kecelakaan fatal “Model S” di Florida

March 25, 2023
Meratus Luncurkan SMARCO, Solusi Smart Container Pertama di Indonesia

Meratus Luncurkan SMARCO, Solusi Smart Container Pertama di Indonesia

March 15, 2023
Viral Raffi Ahmad Diduga Video Call Mimi Bayuh, Ini Kata Manajemen

Videocall Bareng Mimi Bayuh Trending, Komentar Raffi Ahmad Tak Terduga

March 21, 2023
MG sabet penghargaan Favorite Booth di GJAW 2023

MG sabet penghargaan Favorite Booth di GJAW 2023

March 19, 2023
Huawei tandatangani perjanjian baru dengan Seres luncurkan EV pintar

Huawei tandatangani perjanjian baru dengan Seres luncurkan EV pintar

March 1, 2023
Pertunjukan ‘Cinderella and the Fairies’ Libatkan 1.500 Ballerina

Pertunjukan ‘Cinderella and the Fairies’ Libatkan 1.500 Ballerina

March 16, 2023
Ingin Berkarier di Bidang Desain Grafis Kursus dari Green Academy Ini Wajib Dicoba! - Green Academy

Ingin Berkarier di Bidang Desain Grafis? Kursus dari Green Academy Ini Wajib Dicoba!

March 2, 2023
Andalan News – Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral

This is an online news portal that aims to share the latest news updates about economy, tech, entertainment, lifestyle, automotive and much more stuff like that. Feel free to get in touch with us!

Recent News

  • Anak Elvy Sukaesih Kumpul, Neng Wirdha Tidak, Masalah Belum Tuntas
  • Titi DJ Sebut Krisdayanti Masih Terlihat Muda di Usia 48 Tahun
  • Setuju PBNU, PSI Sebut Kehadiran Timnas Israel Tak Rugikan Palestina

Popular Links

  • Rekomendasi Paper Bag
  • Paper Bowl Berkualitas
  • Jual Paper Lunch Box
  • Sepatu Safety Berkualitas
  • Jual Kacamata Safety
  • Rekomendasi Masker N95
  • Slot Deposit Pulsa Disini | Game Slot Deposit Pulsa 10rb Tanpa Potongan | Slot Depo Pulsa Tanpa Potongan | Slot Pulsa

Subscribe Now

Loading
  • Contact Us
  • Privacy Policy

© 2020 andalannews.com - All rights reserved!

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive

© 2020 andalannews.com - All rights reserved!