JawaPos.com – Sebelumnya antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan peretas dari forum hacker bernama samaran Bjorka sempat saling bersinggungan. Hal ini setelah rangkaian kebocoran data diungkap dan dibocorkan Bjorka di forum hacker breached.to.
Bjorka ini sempat juga menyinggung Kemenkominfo dan meminta Kementerian ini untuk tidak berlaku idiot. Dibalas dan ditanggapi, Menkominfo Johnny G.Plate bilang kalau hacker Bjorka tidak etis dan tidak pantas berkata demikian.
Kembali sengit, Bjorka ini terbaru melakukan doxing atau penyebaran data yang pribadi diduga milik Menteri Johnny G. Plate pada Sabtu (10/9), bertepatan di hari ulang tahunnya ke-66. “Happy birthday,” tulis Bjorka di grup telegram Bjorkanism pada Sabtu siang.
Aksi ini juga viral di Twitter melalui akun DarkTracer. “Aktor jahat “Bjorka” membocorkan informasi identitas pribadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia dan mengejeknya,” tulis akun seputar hacker itu diterjemahkan dari bahasa Inggris.
Bersama ucapan tersebut, Bjorka juga melakukan doxing dengan melampirkan sejumlah data-data pribadi yang diduga milik Johnny, seperti NIK, nomor Kartu Keluarga, alamat, nomor telepon, nama anggota keluarga, hingga nomor vaksin.
Saat ditelusuri dengan memeriksa nomor NIK yang disebarkan Bjorka lewat grup Telegram tersebut, hasilnya mengejutkan. Data tersebut sama dengan data Johnny yang tertera di situs KPU.
Hacker Bjorka itu sendiri merupakan dalang dibalik peretasan 1,3 miliar data pendaftaran SIM Card yang bocor pada Rabu (31/8). Bjorka yang belum diketahui apakah perorangan atau kelompok ini berulah lagi dengan mengklaim telah membocorkan dokumen rahasia Presiden mengancam membobol data MyPertamina.
Terkait dengan hal ini, saat dikonfirmasi JawaPos.com, tak satupun pihak Kemenkominfo memberikan tanggapan. Apakah doxing dan data yang disebar terkait data pribadi Menteri Johnny valid atau tidak.
Namun, sebelumnya, bersamaan dengan diskusi Polemik terkait Darurat Perlindungan Data Pribadi pada Sabtu (10/9) pagi, Anggota Komisi I DPR Sukamta meminta baik itu Lembaga atau Institusi pemerintah untuk tidak saling lempar tanggung jawab terkait kebocoran data.
’’Ini perasaan saya, mudah-mudahan hanya perasaan saya saja, yang saya lihat semua pihak ini saling lempar tanggung, harusnya tidak, jangan reaktif, telusuri dulu,” ujar Sukamta.
Sukamta menambahkan, dari pada seluruh pihak saling lempar tanggung jawab, sebaiknya dengan rangkaian kasus kebocoran data yang terjadi, pihak-pihak yang merasa mengelola data publik untuk menyiapkan mitigasi sebaik-baiknya.
’’Zaman sekarang kan sudah canggih, kalau dulu komputer biasa, sekarang sudah super komputer, artinya perlu diupdate mitigasinya. Dibuat enkripsi yang lebih canggih dari pada saling menyalahkan dan lempar tanggung jawab,” terang Sukamta. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Rian Alfianto
Credit: Source link