Menristekdikti Mohamad Nasir (foto: Fatimah Larasati Harahap)
Makassar – Saat membuka puncak perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Makassar, Kamis (10/8) kemarin, Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menyinggung soal kelangkaan garam. JK mendorong inovasi teknologi dapat memenuhi kebutuhan garam nasional.
Merespons hal ini, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menegaskan bahwa ia sudah menggembar-gemborkan soal produksi garam melalui inovasi teknologi sejak tahun lalu. Apalagi, teknologi yang dimaksud sudah siap, hanya tinggal menunggu kepastian produksi dari pelaku industri.
“Sudah saya sampaikan soal garam sejak tahun lalu. Bukan baru sekarang ketika masalah sudah muncul. Karena tahun kemarin kan kita mengalami kemarau basah, sehingga produksi garam Indonesia turun luar biasa. Garam farmasi pada 2015 pun 100 persen impor, padahal bisa dihasilkan di Indonesia,” kata Menteri Nasir usai menghadiri malam apresiasi kepada para peraih penghargaan Iptek 2017, Kamis (10/8) di Makassar.
“Setelah kasus kemarin, Menko Maritim langsung memanggil BPPT dan Kemristekdikti untuk mengkoodinasikan hal ini. Kami mencari daerah yang kandungan natriumnya tinggi. Yaitu di atas 2,5 PI,” lanjutnya.
Nasir mengungkapkan saat ini ia sudah menetapkan beberapa lokasi yang akan menjadi daerah pembuatan garam dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Terutama daerah yang memiliki laut dengan kadar natrium tinggi, serta masa kemarau yang panjang, seperti Sulawesi, utara Pulau Jawa, hingga Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Nanti kota koordinasikan lagi dengan Menko Maritim, untuk mencari tahu siapa yang akan mulai membangun ini dengan PT Garam,” terangnya.
TAGS : Kemristekdikti Mohamad Nasir Garam Teknologi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin