Mudik Dilarang, Pengusaha Hotel Berharap dari Pasar Staycation

JawaPos.com – Larangan mudik untuk meredam persebaran virus SARS-CoV-2 berdampak serius pada sektor perhotelan. Karena pariwisata masih lesu dan ada pembatasan mobilitas masyarakat, strategi paling mungkin untuk menggenjot kinerja adalah staycation. Sasarannya adalah penduduk lokal dan pendatang dari luar kota yang masih satu provinsi.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur (Jatim) Dwi Cahyono menyatakan, pasar staycation merupakan yang paling masuk akal untuk disasar. Karena itu, para pengelola hotel memberikan promo besar-besaran. Memanfaatkan momen Lebaran, mereka berharap strategi itu bisa menggenjot okupansi.

Beban operasional hotel pada periode puasa dan Lebaran meningkat 25 persen. Untuk bisa mengimbangi kenaikan biaya itu, hotel harus bisa mencapai okupansi hingga 70 persen.

’’Tahun ini saya rasa okupansi itu seperti mimpi di siang bolong. Dapat okupansi 40 persen saja sudah syukur,’’ jelas Dwi.

Country Head Jaringan Hotel OYO Indonesia Agus Hartono Wijaya mengakui, tren staycation memang terus meningkat.

Untuk mencapai target okupansi, para pengelola hotel bekerja sama dengan agen perjalanan daring. Area Manager East Indonesia tiket.com Rajasa Hadisoemarto menyatakan bahwa staycation mendominasi bisnis perhotelan.


Credit: Source link