JawaPos.com – CEO Indonesia Tourism Watch (ITW) Ichwan Abdillah mengatakan, memasuki akhir tahun ini, ekosistem pariwisata Indonesia tengah dalam masa kebangkitan pasc-pandemi. Iklim dan trend bagi bisnis perhotelan dan perjalanan wisata domestik terus menuju ke arah positif.
Hal ini, kata Ichwan, juga perlu diperkuat oleh pemerintah dalam memulihkan ekosistem pariwisata terutama bagi industri perhotelan. Namun, BNPB sebagai penanggung jawab atas penyaluran Dana Siap Pakai (DSP) bagi hotel-hotel yang bermitra dengan pemerintah, terkait tempat karantina tenaga kesehatan (nakes) dan pasien orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 tengah menjadi sorotan bagi pelaku usaha perhotelan di Indonesia.
Program yang menjadi prioritas dalam pemulihan pandemi covid-19 ini telah meninggalkan Tunggakan tagihan pelunasan bagi hotel-hotel tersebut.
“Di Jakarta sendiri yang pernah menjadi salah satu zona hitam (penyebaran covid-19) masih ada 24 hotel yang belum Dilunasi Tunggakannya sekitar Rp 150 miliar lebih,” ujar Ichwan dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Kamis (23/12).
Menurt Ichwan, ITW sendiri menilai Tunggakan Pelunasan hutang kepada hotel-hotel tersebut tidak hanya berdampak kepada okupansi dan Cash Flow hotel, namun juga berdampak langsung kepada vendor-vendor hotel yang notabene adalah pelaku UMKM.
“Jelas, ini berdampak negatif bagi seluruh vendor yang bekerja sama dengan hotel-hotel tersebut, karena dipastikan banyaknya hotel yang menunggak pembayaran kepada vendor-vendor, hal ini akan berdampak negatif bagi iklim bisnis perhotelan di Indonesia” tegasnya.
Credit: Source link