JawaPos.com – Nasida Ria berhasil mencuri perhatian publik di tanah air dan viral di media sosial usai tampil dalam acara Documenta Fifteen, Jerman, pada 18 Juni 2022 lalu. Grup musik kasidah yang sudah berusia 40 tahun lebih itu tampil memukau membawakan lagu Perdamaian, Suasana di Kota Santri, dan yang lainnya.
Tidak terlalu lama dari momen Nasida Ria membanggakan publik tanah air dan berhasil harumkan nama bangsa di mancanegara, kini grup musik Seni Reak Juarta Putra asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat, akan tampil dalam festival musik Roskilde, Denmark, bersama sejumlah personelnya.
Festival Roskilde merupakan acara musik terbesar di Denmark dan termasuk salah satu yang terbesar di Eropa. Juarta Putra yang berdiri sejak tahun 1982 silam akan tampil bersama deretan musisi dunia dalam festival ini. Seperti Post Malone, Dua Lipa, TLC, The Smile, The Strokes dan yang lainnya.
Juarta Putra akan tampil pada 2 Juli mendatang, di hari yang sama dengan The Strokes, St. Vincent, Haim, Kings of Convenience. Menariknya, Juarta Putra tampil dalam festival musik Roskilde atas undangan khusus dari pihak penyelenggara setelah menyaksikan pertunjukannya secara langsung di Indonesia.
“Undangan ini menjadi penghormatan kepada leluhur dan pengingat betapa luasnya hidup. Sebuah kehormatan yang luar biasa dapat menampilkan seni reak Jawa Barat di Eropa bersama jajaran artis legendaris dunia,”kata Anggi Nugraha, ketua grup Seni Reak Juarta Putra dalam keterangannya Kamis (23/6).
Di atas panggung Roskilde nanti, Juarta Putra akan berkolaborasi dengan musisi cultural movement dari Denmark yang tergabung dalam kelompok bernama Snöleoparden & dan juga dari Italy bernama Luigi.
Instrumen pengiring yang akan digunakan Juarta Putra saat tampil di Denmark nanti adalah seperangkat alat musik dogdog yang terdiri dari tilingtit, tong, brung, dan bangplak, bedug, kecrek, dan tarompet. Ia juga akan melengkapi penampilannya dengan penari barongan dan penari kuda lumping yang biasa tampil dalam keadaan kesurupan.
Selain tampil di panggung Roskilde, Juarta Putra selama berada di Denmark juga akan mengadakan pertemuan dengan seniman-seniman Denmark untuk menjajal kemungkinan kolaborasi lebih lanjut sebagai bagian dari pergerakan budaya lintas benua.
“Kami berharap dengan adanya kesempatan ini, Seni Reak Juarta Putra dapat menambah catatan kebanggaan bersejarah bahwa seni tradisi dapat terus diakui di panggung internasional. Semoga, seni tradisi Indonesia terus dilestarikan di negeri sendiri dan negara lainnya,” kata Anggi.
Sekedar informasi, kelompok Seni Reak Juarta Putra berdiri pada tahun 1982 di Kampung Ciguruwik, Desa Cinunuk. Juarta Putra merupakan generasi penerus dari kelompok sebelumnya yakni Warga Budaya (1935-1975) yang dipimpin oleh Abah Juarta.
Reak sendiri merupakan sebuah kesenian yang hidup di antara masyarakat agraris, khususnya masyarakat petani yang mayoritas menanam padi. Awalnya seni ini merupakan pengiring upacara yang disebut ‘helaran reumpak jarami, ampih pare’, yakni upacara yang dilakukan ketika para petani memindahkan padi dari sawah ke tempat penyimpanan padi di rumah.
Credit: Source link