JawaPos.com – Opera majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni bakal digelar secara luring pekan depan. Pentas seni teater yang dipelopori sekaligus disutradarai oleh Mhyajo itu mengadaptasi buku Kakawin Nagarakretagama yang digubah oleh Empu Prapanca (Dang Acarya Nadendra).
Menceritakan kehidupan Putri Gayatri dari kerajaan Singasari pada abad ke-13. Sang putri berupaya mewujudkan impian masa mudanya sekaligus melestarikan warisan dari mendiang ayahnya. Mhyajo menceritakan, ketertarikannya mengangkat cerita legendaris itu muncul sejak 2018.
’’Bisa dibilang, ini tahun kelima karya saya ini berkembang. Jadi, memang prosesnya lama banget,’’ ujarnya saat taklimat media di kawasan Jakarta Pusat Jumat (30/9). Dia mengaku jatuh cinta saat kali pertama mendengar nama tersebut.
Setahun setelahnya, dia memulai riset dengan mendatangi sejumlah penerjemah buku Kakawin Nagarakretagama. Yang aslinya berbahasa Jawa kuno ke bahasa Indonesia. ’’Mereka ada delapan orang di Jogjakarta. Tapi, yang bertemu dan membahas ini secara detail dengan saya ada tiga orang,’’ kenang Mhyajo.
Dia mengungkapkan, tantangan utamanya selama menggarap opera majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni adalah mencari rekan kerja atau kolaborator dengan basic pekerja seni yang memiliki visi sama. Yakni, mempersembahkan karya itu demi kelestarian budaya Indonesia.
’’Jadi, kalau memang mau ikut atau urunan, ayo gabung. Saya ngomong begitu dari awal tahun 2020, bahkan sampai produksi 2022,’’ terang Mhyajo. Untung, selama dua tahun diproduksi, opera majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni bisa segera dipertontonkan ke publik.
Dia mengaku bersyukur memiliki tim dengan tujuan yang sama dan bekerja sepenuh hati alias totalitas. Di antaranya, Kleting dan RM. Radinindra Nayaka Anilasutra sebagai penata kostum. Keduanya bertugas merancang busana ke-19 pelakon yang akan beraksi.
Nayaka menuturkan, kesulitan yang dihadapinya adalah menyesuaikan standar atau ekspektasi karya Mhyajo itu. ’’Karena bungkusnya kontemporer, tapi jiwa Nusantara. Jadi, kami tim kostum harus bisa bikin yang serasi,’’ paparnya.
Sebab, kostum yang dipakai harus dibuat sedetail mungkin dengan menyesuaikan identitas tokoh-tokoh yang ada. Terlebih, setiap kerajaan punya ciri khas tersendiri dalam berpakaian. Meskipun mereka berasal dari satu daerah yang sama.
Mulai dari segi desain, pemilihan bahan, hingga pembuatan kain dan motif dipersiapkan dengan matang dan terperinci. Kostum itu dirancang dengan unsur kekinian, namun tetap tidak meninggalkan sejarah masa lalu. Nayaka menyebutkan, timnya terinspirasi oleh arca-arca dari kerajaan Majapahit dan Singasari yang kini berada di Jawa Timur.
’’Jadi, nanti konsep kostumnya monokrom abu-abu. Hanya Gayatri yang memakai warna emas,’’ tuturnya. Opera majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni dipentaskan untuk khalayak pada Sabtu, 8 Oktober mendatang, di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Credit: Source link