JawaPos.com – Sebuah pertanyaan tegas disampaikan juru bicara TPN-PB, Sebby Sembom terkait serangkaian aksi yang dilakukan “pasukan” di hutan, terhadap warga sipil maupun fasilitas umum lainnya. Harus diakui belakangan arah pergerakan kelompok TPN – PB sedikit bergeser yang tidak lagi saling baku hajar dengan TNI, tetapi memilih menyerang warga sipil yang ditandai.
Ditandai maksudnya adalah TPN – PB mencurigai ada orang – orang sipil yang terlibat membantu TNI Polri menjadi informan atau mata – mata. Ketimbang operasi yang dijalankan gagal atau mengalami kesulitan, maka pihak – pihak yang ditandai ini dihabisi. Tak hanya warga sipil non Orang Asli Papua (OAP) , tetapi yang bersatus OAP jika memang dilabeli sebagai mata – mata maka akan dihabisi.
“Orang asli Papua juga yang menjadi mata – mata akan ditembak, itu hukum perang. sebelum Markas dihancurkan oleh musuh, mata – mata musuh harus lebih dahulu ditembak,” tulis Sebby menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group), Jumat (16/4).
Ia juga menyatakan telah memonitor informasi terkait adanya anak sekolah yang tewas tertembak peluru. Namun terkait ini ia belum berani berkomentar dan masih menunggu statemen dari pimpinan kodap.
“Kami sudah terima informasi itu, tapi laporan lengkapnya belum ada. Menurut mereka anak itu spionase TNI, jadi kami tunggu laporan lengkap,” jelasnya.
Sementara terkait seorang guru Sekolah Dasar yang ditembak mati di Beoga, menurut Sebby yang bersangkutan adalah mata-mata TNI-Polri yang telah lama di identifikasi oleh PIS TPNPB. Karenanya TPNPB tidak ragu-ragu melakukan eksekusi.
Credit: Source link