JawaPos.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjadikan pameran virtual sebagai alternatif jitu untuk meningkatkan ekspor. Cara itu efektif untuk membuat Indonesia tetap berada pada radar pasar global. Tidak sekadar eksis, tapi juga mempromosikan dan memasarkan produk-produk unggulan di tengah pembatasan fisik akibat pandemi Covid-19.
“Pameran virtual ini merupakan terobosan untuk mendorong keberlanjutan dan peningkatan promosi produk Indonesia ke pasar global. Ini bisa menjadi momentum bangkitnya ekspor,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto kemarin (8/12).
Dia juga menyampaikan bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah, asosiasi, para pelaku usaha, dan pihak swasta tetap berupaya memicu ekspor. “Contohnya, penetrasi pasar lewat berbagai perundingan dan perjanjian dagang. Juga, pengembangan pasar melalui promosi,” ungkapnya. Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition pada 10−16 November lalu berhasil mencatatkan transaksi USD 689,2 juta (sekitar Rp 9,73 triliun).
Di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global akibat pandemi, neraca dagang Indonesia periode Januari−Oktober masih mencatatkan surplus. Pada Januari−September lalu, ekspor makanan olahan Indonesia naik 3,6 persen YoY. Ekspor tersebut didominasi udang, wafer, dan kopi instan dengan pangsa masing-masing 10,7 persen; 7,2 persen; dan 7,1 persen.
Negara utama tujuan ekspor makanan olahan Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), Filipina, dan Malaysia.
INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN 2020
Januari: 121,7
Februari: 117,7
Maret: 113,8
April: 84,8
Mei: 77,8
Juni: 83,8
Juli: 86,2
Agustus: 86,9
September: 83,4
Oktober: 79
November: 92
Catatan: Angka di bawah 100 menandakan pesimistis.
Sumber: Bank Indonesia
Credit: Source link