JawaPos.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga laporan kekayaan mantan kepala Bea Cukai Jogjakarta Eko Darmanto masuk kategori outliers. Hal itu diketahui setelah Kedeputian Pencegahan dan Monitoring KPK melakukan klarifikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Eko Darmanto pada Selasa (7/3).
“Hasilnya yang boleh saya sampaikan yang paling penting adalah LHKPN beliau masuk kategori outliers karena utangnya besar sampai Rp 9 miliar,” kata Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (8/3).
Dari LHKPN itu tercatat bahwa Eko memiliki saham di perusahaan bersama temannya. Catatan itu masuk dalam bagian surat berharga.
“Tetapi, perusahaan ini sebenarnya kalau ada kerjaan butuh dana, maka beliau (Eko) yang akan menyediakan dananya. Untuk itu, beliau kita buka kredit kalau kita bilang overdraft,” terang Pahala.
Pahala menerangkan, dalam penyediaan modal atau saham untuk perusahaan bersama itu, Eko membuka kredit Rp 7 miliar dengan jaminan rumahnya. Jika membutuhkan dana, maka diambil seperlunya. Sebaliknya, kalau tidak ada kebutuhan dana maka tercatat nol. Karena itu dalam drafnya dicatatkan Rp 7 miliar. “Beliau catat di LHKPN-nya utang Rp 7 miliar.
Jaminan rumah. Itu yang membuat utangnya terlihat tinggi,” sambung Pahala.
Selain itu, KPK juga turut mengklarifikasi aset kendaraan yang dimiliki Eko. Dari klarifikasi itu diketahui bahwa Eko memiliki usaha jual-beli kendaraan seken.
“Beliau sampaikan ini bengkel saya perbaikan silakan dihubungi ke sana dan kita akan kirim tim juga memverifikasi benar enggak seperti itu, berapa biaya perbaikan,” terang Pahala.
Sebelumnya, Eko mengaku tidak berniat untuk pamer harta di media sosial. Sebab, pemeriksaan Eko oleh KPK buntut dari pamer harta kekayaan di media sosial. Eko diklarifikasi terkait asal usul harta kekayaan yang termuat di dalam LHKPN.
“Saya sebagai warga negara yang baik saya menghadiri. Untuk hasil bisa ditanyakan langsung kepada KPK. Yang kedua, saya secara pribadi sangat mencintai institusi saya. Saya tidak pernah berniat, bermaksud untuk pamer harta seperti yang disampaikan secara viral,” ucap Eko kepada awak media usai menjalani pemeriksaan, Selasa (7/3).
Eko mengaku datanya yang disimpan secara pribadi dicuri. Dia mengklaim tidak berniat memamerkan harta kekayaannya.
“Kenapa hal itu terjadi? Karena data saya yang simpan secara private dicuri, kemudian di-framing dan beredarlah seperti yang rekan-rekan sekalian ketahui,” papar Eko.
Eko lantas menyampaikan permintaan maaf, jika perilakunya mencemarkan nama baik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Atas viral itu, Eko dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Bea Cukai Jogjakarta baru-baru ini. “Saya sebagai prajurit yang baik saya, melaksanakan itu. Akan tetapi, bila mana hal tersebut mencederai perasaan masyarakat kemudian mencederai kepercayaan publik kepada pimpinan saya baik di Kementerian Keuangan ataupun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai saya memohon maaf,” tegas Eko.
Sebagaimana diketahui, Eko menjadi perbincangan setelah Rafael Alun Trisambodo, pejabat pajak ayah Mario Dandy. Pemilik akun Twitter @ekodarmantobca ini kerap memamerkan banyak foto motor besar seperti Harley Davidson hingga mobil mewah dan klasik. Bahkan dalam beberapa posting-annya juga menunjukkan sebuah pesawat pribadi.
Melansir dari laman elhkpn.kpk.go.id, Rabu (1/3) harta kekayaan Eko Darmanto yang dilaporkan mencapai Rp 6.720.864.391 atau Rp 6,72 miliar.
Rinciannya terdiri atas tanah dan bangunan dengan total senilai Rp 12.500.000.000. Untuk item ini rinciannya berupa tanah dan bangunan seluas 240 m2/410 m2 di Kab/Kota Malang berasal dari hibah tanpa akta senilai Rp 2.500.000.000.
Lalu, tanah dan bangunan seluas 327 m2/342 m2 di Kab/ Kota Jakarta Utara dari Hasil Sendiri sebesar Rp 10.000.000.000. Sementara alat transportasi dan mesin senilai Rp 2.900.000.000 dengan rincian Mobil BMW Sedan tahun 2018 diperoleh hasil sendiri mencapai Rp 850.000.000.
Mobil Toyota Fortuner tahun 2019 hasil sendiri senilai Rp 400.000.000, mobil Mazda 2 tahun 2019 hasil sendiri Rp 200.000.000, mobil Fargo (Bekas) Dodge Fargo tahun 1957 dari hasil sendiri Rp 150.000.000.
Mobil Chevrolet Apache 1957 tahun 1957 hasil sendiri Rp 200.000.000 dan mobil Ford (Bekas) Bronco tahun 1972 hasil sendiri Rp 150.000.000. Sementara itu, harta bergerak lainnya senilai Rp 100.700.000, kas dan setara kas Rp 238.904.391, harta lainnya sebesar Rp 15.739.604.391 dan utang Rp 9.018.740.000.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : Muhammad Ridwan
Credit: Source link