JawaPos.com – Sembari menunggu vaksin, pemerintah mengupayakan percepatan produksi alat rapid dan tes PCR dalam negeri. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta Bio Farma secara khusus mendapat tugas itu.
“BPPT dan Bio Farma silakan menyusun list apa saja yang dibutuhkan dan impor produk apa saja yang kita batasi,” kata Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dia meminta kapasitas produksi domestik dapat diutamakan terserap terlebih dulu. Impor baru dilakukan apabila produksi dalam negeri sudah tidak mencukupi.
Luhut juga meminta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mendorong agar industri-industri dalam negeri juga mulai masuk dalam sektor farmasi.
Baca juga: Jumlah Tes PCR Per Pekan, Hanya Lima Provinsi Penuhi Standar WHO
Agus mengungkapkan, saat ini kapasitas produksi alat tes PCR Bio Farma sudah mencapai 1,5 juta per bulan dan masih bisa ditingkatkan hingga 3,5 juta per bulan. Yang menjadi perhatian adalah stok reagennya. ”Reagen ini saya minta Pak Honesti (Dirut Bio Farma Honesti Basyir, Red) untuk juga produksi dalam negeri,” kata Agus.
Reagen merupakan senyawa yang diperlukan untuk melakukan ekstraksi pada proses pengecekan spesimen. Reagen berisi sejumlah senyawa kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit Covid-19.
Baca juga: Biaya Swab Test Mandiri Dibatasi Maksimal Rp 900 Ribu
Kepala BPPT Hammam Riza menyebutkan, BPPT telah mampu meningkatkan produksi tes rapid hingga lebih dari 2 juta alat per bulan. Dengan asumsi kebutuhan yang proyeksinya 6 juta per bulan dengan perkiraan 200 tes per hari kali 30 hari.
Saksikan video menarik berikut ini:
Credit: Source link