JawaPos.com – Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi oleh dinamika perekonomian global. Salah satunya wacana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias the Fed yang saat ini sedang disoroti oleh pemerintah.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menuturkan, tapering dan kenaikan suku bunga AS tersebut akan berdampak besar terhadap ekonomi nasional, terutama pada aliran modal dan nilai tukar atau kurs mata uang.
“Modal asing akan keluar dan Rupiah akan melemah. Kalau tidak diantisipasi dengan baik, pelemahan Rupiah akan berdampak ke inflasi dan sebagainya,” ujarnya saat dihubungi oleh JawaPos.com, Senin (7/6).
Piter menyebut, tapering dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat memang adalah sebuah keniscayaan dan tinggal menunggu waktu saja. Namun, pemerintah diminta untuk mempersiapkan hal tersebut untuk mencegah terjadinya gejolak pada perekonomian Indonesia.
“Tapi saya meyakini tapering dan kenaikan suku bunga itu belum akan terjadi sekarang. Perekonomian Amerika Serikat belum sepenuhnya pulih dari pandemi. Meskipun inflasi mulai naik tapi mereka masih membutuhkan stimulus untuk melanjutkan proses pemulihan ekonomi nasional mereka,” jelasnya.
baca juga: Pemerintah Waspadai Risiko Taper Tantrum Tahun Depan
Pemerintah melalui Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu beberapa waktu lalu sempat mengatakan, inflasi AS masih terus meningkat sampai saat ini.
Pada April, inflasi di Negeri Paman Sam itu mencapai angka 4,2 persen. Kondisi tersebut akan berdampak pada kebijakan suku bunga the Fed. Jika inflasi meningkat, kemungkinan suku bunga akan naik juga besar.
Piter menambahkan, seberapa besar dampak yang disebabkan oleh tapering dan kenaikan suku bunga AS bergantung pada waktu dilakukan dan kondisi serta persiapan pemerintah. “Kalau the Fed menaikkan suku bunganya sekarang, kita sama sekali tidak siap,” pungkasnya.
baca juga: Rupiah Bisa Tersungkur dan Bunga KPR Naik jika Taper Tantrum Terjadi
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link