JawaPos.com – Pemerintah berharap jumlah pengolahan mineral (smelter) di Indonesia terus bertambah. Fasilitas itu dibutuhkan menyusul kebijakan larangan ekspor bahan baku mentah (raw material) produk tambang. Pemerintah menargetkan, ada 53 unit smelter hingga 2024. Bertambah lebih dari 100 persen, dari 21 unit smelter yang ada saat ini.
Harapan pemerintah tersebut disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meresmikan pembangunan kawasan smelter PT Nusantara Industri Sejati (NIS)/NT Corp di Konawe Utara kemarin (19/5). Smelter milik PT NIS tersebut difokuskan pada tambang nikel.
Berdasar data Kementerian ESDM, cadangan nikel di Indonesia mencapai 72 juta ton. Jumlah tersebut setara dengan 52 persen dari total cadangan nikel dunia. Karena itu, Ma’ruf mengatakan, Indonesia memegang peran sangat penting dalam penyediaan nikel di pasar dunia. Dia mengingatkan, eksplorasi nikel harus dilakukan dengan bijak supaya tidak hanya bisa dinikmati generasi saat ini. ’’Ekstraksi sumber daya alam tidak bisa dilakukan secara berlebihan. Tetapi dengan mempertimbangkan aspek-aspek keberlanjutan,’’ tuturnya. Aspek keberlanjutan itu, antara lain, harus memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup.
Ma’ruf menjelaskan, pemerintah berupaya melakukan integrasi pertambangan dari hulu sampai hilir supaya memberikan nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat. Karena itu, teknologi pertambangan harus benar-benar dikuasai SDM Indonesia. Fasilitas yang ada di PT NIS harus bisa menyerap SDM sebanyak-banyaknya.
Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon mengatakan, pembangunan smelter merupakan wujud dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang melarang ekspor raw material produk tambang. Smelter nikel yang dibangun nanti menghasilkan feronikel. Bahan itu digunakan untuk produk turunan nickel metal, ni powder, baterai, industri otomotif, produk rumah tangga, dan peralatan kesehatan.
Smelter yang dibangun menggunakan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF). Mempunyai kapasitas produksi 500 ribu ton feronikel (feni) per tahun. Dengan kadar nikel 10–12 persen. Pada tahap pertama, luas area yang digunakan mencapai 375 hektare di Kecamatan Motui, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, pihaknya siap mendukung tenaga kerja kompeten yang dapat bekerja di kawasan industri baru tersebut. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah menyiapkan balai latihan kerja (BLK) di Sulawesi Tenggara. ”Kami siap mendukung dan menindaklanjuti arahan Bapak Wapres,” ujarnya.
Saat ini setidaknya ada 305 BLK yang tersebar di Indonesia. Jumlah tersebut didukung pula oleh 2.912 BLK komunitas.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : wan/mia/c7/oni
Credit: Source link