MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung berkomitmen memberikan kemudahan dalam pengurusan perizinan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai wujud perhatian dan upaya mendukung tumbuhnya UMKM, khususnya pada masa pandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Badung, Made Widiana, mewakili Pemerintah Kabupaten Badung saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 ACK Fried Chicken, di ACK Center Office & Warehouse, Desa Darmasaba, Kabupaten Badung, Sabtu (1/4).
Menurutnya, saat ini Pemkab Badung terus memberikan perhatian serius dalam menumbuhkan sektor UMKM di tengah masyarakat. Sebab, UMKM terbukti sanggup bertahan dalam kondisi yang sulit seperti dalam situasi pandemi Covid-19. Seperti halnya, ACK Fried Chicken, yang merupakan bisnis lokal dari Bali, tepatnya dari Desa Darmasaba, Badung.
“Sebagai bentuk dukungan terhadap keberadaan UMKM, kami siap membantu kemudahan pengurusan perizinan hingga branding produk UMKM agar dapat semakin berkualitas dan mampu bersaing dengan produk lain di pasaran,” katanya.
Pihaknya mengapresiasi keberadaan ACK yang telah memiliki sebanyak dua ratusan outlet di seluruh Bali. Keberadaan ACK ini tak hanya mampu menciptakan peluang kerja melalui kerja sama kemitraan, juga mampu menciptakan lapangan kerja bagi ribuan masyarakat Bali.
“ACK salah satu branding UMKM yang lahir di Badung, tepatnya di Desa Darmasaba, dan sudah memiliki kemitraan 200an di seluruh Bali. Berarti ACK ini sudah diterima di masyarakat. Apalagi ACK benar-benar membantu pemerintah khususnya menciptakan peluang kerja dan lapangan kerja. Ini patut kita dukung, dari pemerintah sangat mendukung ACK,” katanya.
Founder ACK Fried Chicken, I Made Artana menuturkan, banyak hal telah dilalui selama 8 tahun ini. Mulai dari mengawali usaha hingga mampu bertahan, tentu berbagai tantangan telah dilalui.
Berawal dari outlet kecil sederhana, di Jalan Jempiring Darmasaba, yang dimulai pada 1 April 2015. Kini telah berkembang dengan total 200an outlet di seluruh Bali.
“ACK sudah berumur 8 tahun, awalnya dari merangkak. Demikian di bisnis kuliner setelah merangkak harus bisa berdiri, setelah itu harus bisa berjalan kemudian berjalan cepat. Begitu pula dengan ACK berawal dari outlet kecil, sederhana di Jalan Jempiring Darmasaba. Sesuatu yang besar pasti mulai dari yang kecil. Itu yang kita alami di ACK,” bebernya.
Disebutkan, banyak hal penting terkait pengalaman operasional, pengelolaan sumber daya manusia telah dialami saat mengembangkan usaha kuliner ini. Ketika ACK sudah berumur 8 tahun ini, tentu kata Artana, perlu dilakukan Branding terhadap ACK.
Diungkapkan, dari total dua ratusan outlet ACK Fried Chicken yang ada di seluruh Bali, telah menyerap sebanyak 1.200-1.300 tenaga kerja. Termasuk juga untuk pasokan ayam, pihaknya juga menggandeng sebanyak 35 supplier lokal, dengan total kebutuhan sebanyak 5 ton per hari. “Untuk bahan baku ayam, dari sisi suplai, saat ini, ada sekitar 35 supplier ayam lokal untuk menyuplai outlet-outlet. Kalau outlet di luar daerah seperti singaraja, negara, karangasem, itu dikerjasamakan dengan supplier ayam yang sudah mampu melayani untuk kebutuhan itu,” bebernya. (Adv/balipost)
Credit: Source link