JawaPos.com – Prediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang kuat menjadi katalis positif pasar keuangan. Ditambah, meredanya kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat pekan ini. Meski, inflasi Amerika Serikat (AS) masih menjadi salah satu perhatian pelaku pasar.
“Beberapa data positif berpotensi mendorong IHSG menguat dengan support di level 6.781 sampai 6.688 dan resistance di 6.889 hingga 6.961,” kata analis pasar modal Hans Kwee kepada Jawa Pos Minggu (5/3).
Menurut dia, data perekonomian Tiongkok yang solid mendukung ekspektasi kenaikan target pertumbuhan 2023 pada pertemuan parlemen tahunan akhir pekan ini. Aktivitas manufaktur pada Februari kembali ke level optimistis di posisi 51,6 meningkat dari 49,2 pada Januari. Kenaikan tersebut menjadi bukti pulihnya Negeri Panda setelah pelonggaran pembatasan Covid-19 yang ketat.
Sejumlah pejabat pemerintah berpandangan bahwa potensi pertumbuhan Tiongkok berada di kisaran 5–6 persen. “Kondisi tersebut meningkatkan selera investor terhadap aset berisiko,” ujar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti tersebut.
Dari Amerika Serikat, Christopher J. Waller, member of The Federal Reserve Board of Governors, menjelaskan bahwa data ekonomi yang kuat dapat mengantarkan tingkat suku bunga di atas kisaran 5,1 persen sampai 5,4 persen. Namun, President and CEO of the Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic menuturkan, bank sentral harus tetap dengan kenaikan suku bunga yang lambat dan stabil. Setidaknya seperempat poin (0,25 basis poin) untuk saat ini dalam upaya menghindari penurunan ekonomi.
“Pernyataan bank sentral AS harus berjalan lambat dan stabil meredakan kekhawatiran sebelumnya ketika data pengangguran yang positif. Investor sempat khawatir tentang kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat dan besar. Itu berpengaruh terhadap pergerakan harga saham AS dan global,” terang Hans.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono menyatakan, perdagangan saham selama pada periode 27 Februari hingga 3 Maret 2023 ditutup bervariasi. Peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 21,56 persen. Dari Rp 8,876 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp 10,790 triliun.
“Investor asing pada hari terakhir perdagangan mencatatkan nilai jual bersih Rp 606,21 miliar dan sepanjang 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp 2,85 triliun,” papar Yulianto.
PENUTUPAN IHSG SEPEKAN TERAKHIR
-27 Februari: 6.854,78
-28 Februari: 6.843,24
-1 Maret: 6.844,94
-2 Maret: 6.857,42
-3 Maret: 6.813,63
Saham Teraktif pada Perdagangan Jumat (3/3)
-BBCA
-BMRI
-BBRI
-ADRO
-GOTO
Sumber: BEI
Credit: Source link