Iskandarsyah (tengah)
Jakarta, Jurnas.com – Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute, Iskandarsyah mengendus kemungkinan kuat bahwa uang hasil perdagangan narkotika masuk ke partai politik di Indonesia.
Ia mengatakan, narkoba sebagai musuh bangsa memang melibatkan uang yang sangat besar. Dari bisnis haram ini, sangat mungkin dananya masuk ke partai politik. Apalagi banyak juga aktor politik nasional yang terjerat narkoba.
“Memang ada indikasi kuat, dana narkoba itu masuk juga ke parpol. Parah sekali kan,” ujar Iskandarsyah saat diwawancarai di kantor Jam`iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI), Rawamangun, Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Iskandarsyah pun menyebut banyak kasus narkoba yang pernah menjerat politikus nasional. Misalnya Andi Arief politikus Demokrat yang ketangkap nyabu di sebuah hotel di Jakarta. Juga politikus Golkar Indra Jaya Piliang yang diciduk sedang nyabu di sebuah hiburan malam di Jakarta.
Yang paling mencengangkan tentu saja aksi Anggota DPRD Langkat dari Partai Nasdem Ibrahim Hasan, yang ketangkap polisi menyelundupkan narkoba jenis sabu dan pil ekstasi dari Malaysia ke Indonesia. Jumlahnya pun sangat fantasitis, yakni 105 kg sabu dan 30 ribu butir pil ekstasi.
“Ini kan gila. Politikus partai main narkoba kayak gitu. Bagaimana pun kita akhirnya berfikir kalau uang narkoba masuk partai. Logika kita kan ke sana,” ujar Iskandarsyah.
Oleh sebab itu, Iskandarsyah yang dikenal sebagai aktivis `98 memberi warning, agar parpol lebih waspada dan ekstra hati-hati, jangan sampai memakan uang haram hasil perdagangan narkoba yang jelas-jelas merusak generasi bangsa.
“Kalau partai tidak bisa steril dari uang narkoba, jangan salahkan masyarakat jika nantinya mereka tak mau lagi berpartai. Bisa saja masyarakat meninggalkan parpol bahkan anti-parpol,” tegas Iskandarsyah.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/65228/Pengamat-Dana-Narkoba-Terindikasi-Masuk-ke-Parpol/