JawaPos.com – Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyampaikan bahwa penghimpunan atau pembayaran wakaf uang mengalami peningkatan. Dalam kurun 2011–2018, realisasi wakaf uang mencapai Rp 255 miliar. Namun, pada 2021 jumlahnya lebih dari Rp 885 miliar. Kenaikan itu salah satunya dipicu oleh semakin mudahnya masyarakat membayar wakaf uang.
Data wakaf uang tersebut disampaikan Wakil Ketua BWI Yuli Yasin di Kota Bogor kemarin (9/4). Dia menuturkan, potensi wakaf uang nasional mencapai Rp 180 triliun per tahun. Tapi, realisasinya baru Rp 255 miliar. ’’Alhamdulillah sekarang sudah naik (Rp 885 miliar),’’ tuturnya. Dia berharap ke depan wakaf uang bisa mencapai Rp 1 triliun dan terus bertambah.
Yuli menuturkan, saat ini penyaluran wakaf uang cukup mudah. Bisa melalui ponsel masing-masing. Nominal wakaf uang juga terjangkau. Ada program wakaf uang yang bisa diikuti mulai Rp 5.000 per orang. Jadi, wakaf tidak lagi soal penyerahan aset tanah yang luas untuk membangun masjid, madrasah, atau sejenisnya.
Dia melanjutkan, negara memfasilitasi wakaf uang lewat Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS). Melalui produk tersebut, pemerintah menerbitkan sukuk yang dibeli dengan dana wakaf. Kemudian, hasil pengelolaan atau bunga sukuk itu diteruskan ke nazir atau pengelola wakaf untuk disalurkan kepada penerima wakaf. Sementara itu, pokok uang yang digunakan untuk membeli sukuk wakaf bisa dikembalikan kepada si pewakaf. Dengan kata lain, wakaf tersebut bersifat sementara.
Hingga kini, negara sudah mengeluarkan tiga seri CWLS. Perinciannya, satu seri untuk private placement senilai Rp 50,85 miliar. Kemudian, dua seri CWLS kategori ritel. Yakni, CWLS seri SWR001 berhasil menghimpun dana Rp 14,9 miliar dengan bunga atau imbal hasil 5,5 persen per tahun. Kedua, seri SWR002 berhasil menghimpun dana wakaf Rp 24,14 miliar dengan imbal hasil 5,57 persen.
Muhammad Iqbal dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan, pemerintah akan kembali menerbitkan CWLS untuk ritel pada Senin (11/4).
Credit: Source link