Pentingnya Couple’s Time karena Happy Parents, Happy Kids

Satu hal yang kerap terlupakan ketika suami dan istri telah mendapat peran sebagai orang tua adalah meluangkan waktu berdua. Hal itu kerap dianggap kurang penting. Padahal, meluangkan waktu berdua dengan pasangan juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

——

Setelah hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan suami istri, rasa bahagia memuncak. Namun seiring berjalannya waktu, sering muncul rasa iri atau cemburu. Misalnya, suami yang merasa tersingkirkan karena sang istri lebih sibuk dengan anaknya atau sebaliknya. Hal itu bisa diatasi dengan menerapkan quality time bersama pasangan.

Ratna Sari SPSi MPsi Psikolog CH CHt CPNNLP selaku konselor perkawinan profesional dan konselor konflik keluarga menjelaskan bahwa meluangkan waktu bersama pasangan bisa dimulai dengan cara yang sangat sederhana.

Misalnya, mengobrol bersama saat anak sudah tidur. Ratna memberi contoh situasi lain ketika ibu baru melahirkan bayinya. Quality time dengan suami bisa dilakukan dengan saling sharing saat ibu sedang memompa ASI (pumping) atau menyusui.

’’Sambil menunggu (pumping) dipakai mengobrol akan sangat menyenangkan,’’ kata Ratna kepada Jawa Pos pekan lalu. Ratna menyarankan sebisanya meluangkan waktu setidaknya l5 menit setiap hari untuk quality time dengan pasangan. Saat itulah suami atau istri dipersilakan menceritakan apa yang membuat mereka senang hari itu hingga harapan kepada pasangan.

Dengan begitu, diharapkan suami istri menjadi tahu kebutuhan satu sama lain. ’’Sering kita bentrok karena merasa sudah memberikan yang terbaik, tapi pasangan tidak memberikan itu karena kita tidak tahu apa harapan pasangan terhadap kita,’’ kata Ratna.

Quality time yang baik mampu membuat pasangan merasa saling menghargai, mencintai, dan kemudian tercipta harmonisasi di dalam keluarga.

Hal itulah yang dirasakan influencer Nabila Gardena. Setelah menikah pada Desember 2020, Nabila dikaruniai seorang anak laki-laki yang kini telah berusia sepuluh bulan. Nabila dan sang suami masih sering meluangkan waktu berdua kendati mereka tidak mendapat bantuan dari babysitter. Nabila dan sang suami kerap berkencan di luar rumah setidaknya seminggu sekali. Sementara itu, sang anak dititipkan kepada ibu Nabila.

’’Paling utama untuk reconnect satu sama lain karena sehari-hari sudah sibuk masing-masing. Update kehidupan. Lebih harmonis dan pastinya jadi lebih semangat lagi untuk take care of Zee. Happy parents, happy kids,’’ terang Nabila. Ratna pun membenarkan ucapan Nabila tersebut.

Quality time dengan pasangan yang baik dapat menunjukkan kekompakan. Salah satunya terkait pola asuh. Adanya masalah yang muncul dapat dengan mudah diatasi karena komunikasi terjalin dengan lancar. Anak pun dapat menjadikan orang tuanya sebagai contoh lingkungan yang sehat dan nyaman. ’’Tentu hal itu akan sangat baik bagi perkembangan anak, terutama dari segi psikologis,’’ kata Ratna.

Kekompakan suami istri juga menutup celah anak dalam memanfaatkan situasi. Misalnya, ketika anak membutuhkan A, dia akan ke ibu. Atau jika anak butuh B, dia akan ke ayah. ’’Ada konsistensi dari orang tuanya karena sekali lagi figur contoh pertama bagi anak adalah orang tuanya,’’ tegasnya.

Ratna Sari SPSi MPsi Psikolog CH CHt CPNNLP, konselor perkawinan profesional dan konselor konflik keluarga. (Ratna Sari untuk Jawa Pos)


Credit: Source link