JawaPos.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memandang tempat pendidikan dan dakwah keagamaan, serta pesantren juga dapat menjadi sentra perekonomian yang menggerakkan masyarakat sekitar. Salah satunya Pondok Pesantren Al Ishlah, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengatakan, melalui koperasi yang ada di dalamnya, Pesantren tersebut berperan penting dalam pemindangan di daerah tapal kuda Jawa Timur.
Terletak di dekat pasar Kota Kulon, membuat koperasi pesantren menjadi pertemuan para pedagang besar ikan pindang dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Jember, Muncar dan Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo. Perhari puluhan ton ikan hasil pemindangan diangkut menggunakan pick up atau truk.
“Pesantren ini memiliki posisi dan peran yang strategis,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (5/2).
Atas pertimbangan tersebut, Ditjen PDSPKP pun menyetujui pengajuan bantuan gudang beku (cold storage) portabel berkapasitas 50 ton. Terlebih gudang beku ini akan dimanfaatkan sebagai tempat penampungan bahan baku pindang sekaligus menjadi sarana penyimpanan ikan pindang yang tidak habis dijual.
Berdasarkan penuturan pembina pesantren, Artati menyebut kebutuhan ikan di pondok pesantren mencapai 2.875 kg per bulan atau senilai Rp 64.687.500. Selain itu, dalam 6-12 bulan ke depan, kebutuhan ikan diproyeksikan menjadi 17.250 kg perbulan atau setara dengan Rp 388.125.000.
Dalam operasionalnya, gudang beku juga menjadi solusi bagi 174 orang pemindang yang terdampak pandemi covid-19. Mereka tergabung dalam 15 kelompok yang bermitra dengan koperasi Al-Ishlah.
“Keberadaan gudang beku ini juga bisa dirasakan manfaatnya secara langsung bagi 9 orang tenaga kerja pada pengelolaan gudang beku,” jelasnya.
Pimpinan Ponpes Al Ishlah KH. Thoha Yusuf Zakaria mengatakan bahwa bantuan seperti ini sangat membantu ekonomi pesantren yang sangat sulit ditengah pandemi Covid -19.
“Bantuan ini juga membantu kemandirian pesantren sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden RI tentang percepatan kemandirian pesantren,” tuturnya
Atas dukungan ini, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bondowoso, Agung Tri Handono, mengapresiasi pemerintah pusat, terutama KKP. Menurutnya, pemberian gudang beku menjadi bantuan yang tepat agar warga Bondowoso tetap bisa menikmati ikan segar. Terlebih Kabupaten Bondowoso yang tak memiliki wilayah laut.
“Yang jelas usaha pemindangan telah menggerakan sektor lainnya, salah satunya industri kerajinan rumah tangga yang memproduksi besek untuk kemasan ikan pindang” imbuhnya
Adanya gudang beku, tambah Agung, memudahkan pemerintah daerah untuk ikut menggalakkan gerakan gemar makan ikan guna memerangi stunting. Apalagi, angka konsumsi ikan masyarakat Bondowoso masih tergolong rendah selama tahun 2020, yaitu 21,19 Kg per kapita.
“Untuk itu kami menargetkan agar angka konsumsi ikan ini bisa naik dan mendekati angka regional Jawa Timur sekitar 38 kg/kapita,” tandasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link