Hypercar milik Peugeot ini tidak hanya terlihat keren, mobil ini juga benar-benar sangat cepat dengan tidak memiliki sayap belakang yang khas, yang berarti para desainer dan insinyur Peugeot membuat taruhan besar bahwa mereka dapat menciptakan jenis downforce aerodinamis yang nanti akan bersaing dengan Toyota.
“Fleksibilitas yang lebih besar yang diizinkan oleh aturan teknis oleh panitia mengenai aerodinamika memungkinkan pemikiran baru yang radikal yang mendukung munculnya mobil inovatif, dengan ruang lingkup bagi tim desain untuk memberikan kontribusi yang lebih besar lagi,” kata Peugeot Sport dalam sebuah pernyataan yang dikuitp dari The Verge, Rabu.
Hypercar hybrid milik Peugeot ini dijuluki dengan nama 9X8, nama ini merupakan alasan terbaru Peugeot untuk mulai mengikuti seri balap mobil sport teratas di dunia.
Karena ini adalah tanda bahwa pembuat mobil dari berbagai lini menganggap serius kelas Le Mans Hypercar baru dan — yang terpenting — bersedia melakukan banyak upaya untuk merancang kendaraan yang benar-benar menarik dan berbeda.
Tidak hanya bersaing dengan Toyota dan juga tim mobil tunggal Glickenhaus, pabrikan hypercar asal Itali, Ferrari juga akan mengikuti ajang ini dan semakin memberikan keseruan tersendiri untuk menyaksikan ajang balap kelas prototipe.
Kelas Le Mans Hypercar dibuat beberapa tahun yang lalu ketika Audi dan Porsche keluar dari kelas prototipe teratas dalam balap ketahanan, Le Mans Prototype 1, dengan alasan biaya yang sangat tinggi.
Audi dan Porsche memilih untuk fokus pada Formula E, seri balap listrik pemula yang jauh lebih murah — meskipun Audi sejak itu mengumumkan akan meninggalkan ajang balap itu. Akibatnya, Toyota mendominasi seri untuk sementara karena pada dasarnya satu-satunya peserta di kelas atas.
Untuk bertarung dengan bebrapa kendaraan teratas, mobil baru dari Peugeot ini dibekali dengan mesin V6 dengan tenaga yang dihasilkan sebesar 680 hp dengan motor listrik 200kW yang menarik tenaganya dari baterai 900 volt yang dikembangkan bersama oleh Peugeot dengan perusahaan Prancis Saft.
Menariknya, karena peraturan hanya mengizinkan maksimal 680 tenaga kuda pada waktu tertentu selama balapan, powertrain Peugeot harus secara dinamis menyeimbangkan output daya dari kedua sumber ini, karena keduanya dapat menghasilkan lebih dari itu secara bersamaan.
“Para insinyur dan desainer Peugeot secara efektif memanfaatkan kesempatan ini untuk menciptakan proses kreatif baru dan melepaskan diri dari kode yang sudah ada untuk menghasilkan Hypercar dengan genre yang sama sekali baru,” tutup dia.
Baca juga: Stellantis raih kinerja positif setelah merger
Baca juga: Peugeot e-Partner meluncur di Eropa pada akhir tahun
Baca juga: Peugeot 508 PSE PHEV resmi meluncur di Jerman
Pewarta: KR-CHA
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link