JawaPos.com – PT PLN (Persero) resmi memiliki 4 subholding sejak Rabu, 12 September 2022. Keempat Subholding tersebut adalah PLN Energi Primer Indonesia, PLN Nusantara Power (Generation Company 1), PLN Indonesia Power (Generation Company 2), dan PLN ICON Plus.
Dalam peresmiannya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap langkah tersebut bisa membawa PLN menjadi perusahaan energi berbasis teknologi inovasi yang berorientasi pada masa depan menuju The New PLN 3.0 Unleashing Energy and Beyond. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN sebagai Holding akan fokus pada hal yang lebih strategis.
Darmo, sapaan Darmawan menyebut, PLN akan fokus pada pengelolaan dan pengembangan portofolio bisnis dengan terus melakukan transformasi untuk mengoptimalkan fungsi PLN mengelola usaha ketenagalistrikan. “Dengan adanya Holding Subholding, aset-aset pembangkitan PLN yang tadinya tersebar kini akan dikonsolidasikan. Proses bisnis pengelolaan pembangkitan disederhanakan. Utilisasi aset yang tadinya belum maksimal, akan makin dioptimalkan,” kata Darmo dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Kamis (22/9).
Ia memastikan dengan terbentuknya keempat subholding ini, masing-masing peran strategisnya dapat tetap saling terkoneksi. Terutama, dalam memaksimalkan rantai pasok bisnis PLN ke depan.
Berikut ini, fungsi dan tugas dari masing-masing subholding PLN yang baru dibentuk, antara lain:
1. PLN Energi Primer Indonesia
Darmo menjelaskan, subholding PLN Energi Primer Indonesia fokus mengonsolidasikan pengadaan batu bara yang sebelumnya tersebar di lima titik. Darmo menilai, hal tersebut dilakukan agar pengelolaan energi primer bisa lebih efektif dan efisien.
“Dan untuk mendukung transisi energi, kami bangun core kompetensi baru, pada energi berbasis biomassa. Dengan struktur baru ini, pengadaan energi primer tidak hanya meningkatkan keandalan. Tetapi juga sekaligus membangun value creation yang besar, bagi PLN,” jelasnya.
2. PLN Nusantara Power Generation Company 1 atau Genco 1
Subholding Genco 1 dulunya merupakan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB). Dalam tugasnya, subholding ini akan melakukan pengelolaan terhadap pembangkit listrik dengan kapasitas 18 Giga Watt (GW).
3. PLN Nusantara Power Generation Company 2 atau Genco 2
Subholding Genco 2 ini dulunya merupakan PT Indonesia Power. Adapun PLN Indonesia Power ini mengelola pembangkit listrik dengan kapasitas sebesar 21 GW.
4. PLN ICON Plus
Subholding PLN ICON Plus merupakan lini bisnis baru di luar kelistrikan atau Beyond kWh yang fokus pada layanan internet, PLN marketplace, EV Charging, baterai swap, sistem Charge-in, rooftop, ListriQu, dan lainnya. Darmo menyebut, dalam subholding ini, Super App New PLN Mobile akan menjadi ujung tombaknya.
Dengan Holding Subholding ini, Darmawan meyakini proses bisnis PLN menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Utilisasi aset menjadi jauh lebih optimal dan core competency serta technical skills akan jauh lebih fit juga relevan dalam menghadapi tantangan zaman.
Tak hanya itu, corporate culture akan menjadi jauh lebih produktif dan profesional. Struktur organisasi yang tadinya statis, menjadi dinamis dan transisi energi pun akan menjadi lebih terakselerasi.
“Pak Erick Thohir juga mengingatkan, Pak Dirut dalam proses Holding Subholding ini jangan sampai ada hak pegawai PLN yang dikurangi. Kami siap laksanakan. Lalu bahwa dalam Holding Subholding ini justru membuka pengembangan pegawai yang lebih luas lagi. Ini kami siap juga laksanakan,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link