Presiden Iran, Hasan Rouhani (Foto: Abedin Taherkenareh/EPA)
Teheran, Jurnas.com – Presiden Hassan Rouhani mengatakan, saat ini Iran sudah bebas untuk memperkaya uranium dibandingkan sebelum menandatangani pakta nuklir yang juga dikenal Joint komprehensif Rencana Aksi (JCPOA).
Dalam pertemuan tahunan bank sentral Iran (CBI) ke-59 pada Kamis (16/1), kata Rouhani Tehran tidak menghadapi pembatasan hari ini ketika datang ke energi atom.
“Hari ini, (uranium) pengayaan dilakukan lebih dari waktu itu (sebelum kesepakatan itu tercapai) dan kami tidak berdiri dengan mulus oleh. Jika mereka (kesepakatan pihak lain) mengurangi komitmen mereka, kami juga melakukannya,” tambah Rouhani.
Ia mengatakan ketika Presiden AS Donald Trump memilih untuk menarik negaranya dari kesepakatan nuklir multilateral, Iran tetap sabar dan menolak untuk membuat sama kesalahan. Sebaliknya, negaranya justru mendesak anggota pakta yang tersisa mengimbangi Washington.
Rouhani mengatakan, Iran mengadopsi kebijakan yang tepat dan melakukan hal yang benar. Ia mendorong seluruh dunia, untuk mengutuk Presiden Trump yang melakukan tindakan yang salah tersebut.
Ia menambahkan bahwa Teheran terbukti dengan JCPOA bahwa ia mencari interaksi dengan dunia.
Rouhani kembali mengecam Trump karena melanggar kesepakatan dan secara sepihak keluar dari pakta tersebut. Ia mengatakan, tindakan Trump yang tak terduga itu menyebabkan masalah tidak hanya untuk Iran, tetapi seluruh dunia.
Kepala eksekutif Iran juga mengkritik AS untuk mengancam partai Eropa untuk kesepakatan nuklir (Perancis, Inggris dan Jerman) dan mendorong mereka untuk menarik diri dari kesepakatan.
Pernyataan Rouhani datang setelah The Washington Post melaporkan, pemerintahan Trump mengancam untuk memaksakan tarif 25% pada impor mobil Eropa jika Trio-yang dikenal sebagai EU3 atau E3-menolak untuk secara resmi menuduh Iran melanggar JCPOA.
TAGS : Sanksi Amerika Serikat Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Hassan Rouhani
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/65825/Presiden-Rouhani-Iran-Bebas-Perkaya-Uranium/