JAKARTA, BALIPOST.com – Kenaikan suhu akibat perubahan iklim di Indonesia dapat menurunkan produktivitas padi hingga 50 persen.
Hal tersebut berdasarkan prediksi kenaikan suhu dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memproyeksikan suhu rata-rata di Indonesia pada tahun 2100 akan mengalami kenaikan sebesar 4 derajat celcius.
“Penurunan panen jika terjadi peningkatan suhu bumi sebesar 4 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi penurunan hasil sebesar 40-50 persen,” kata Kepala Pusat Riset (Kapusris) Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha saat dihubungi di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (20/10).
Yudhistira mengatakan, suhu ideal untuk pertumbuhan tanaman padi yakni minimal 22 derajat celcius dan maksimal 28 derajat celcius.
Ia mengatakan kenaikan suhu di atas 30 derajat celcius akan menyebabkan fertilitas polen atau kemampuan penyerbukan padi menurun sehingga membuat pembentukan biji terhambat.
Selain itu ia menyampaikan, dari penelitian yang dilakukan pada tahun 1979-2003 oleh Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI), riset tersebut melihat adanya kenaikan temperatur di siang hari sebesar 0,34 derajat celcius, dan malam hari sebesar 1 derajat celcius. Kenaikan ini menyebabkan hasil panen padi menurun sebesar 10 persen .
Menurutnya, naiknya temperatur udara pada malam hari justru berdampak signifikan terhadap produktifitas padi, hal tersebut dikarenakan aktivitas respirasi dari tanaman meningkat.
“Disini dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu siang dianggap tidak signifikan, sedangkan suhu malam hari sangat berdampak karena pada malam hari tanaman melakukan respirasi dan akibat kenaikan suhu tersebut aktivitas respirasi meningkat,” katanya.
Adapun berdasarkan analisis dari 116 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata pada bulan September 2023 yakni sebesar 27 derajat celcius. Sedangkan normal suhu udara klimatologis untuk bulan September 2023 periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26,6 derajat celcius. (Kmb/Balipost)
Credit: Source link